Mengenal Makna, Alasan, dan Dampak Self-censorship yang Disinggung oleh Anies Baswedan

30 Agustus 2023, 17:08 WIB
Mengenal Makna, Alasan, dan Dampak Self-censorship yang Disinggung oleh Anies Baswedan /ANTARA/Asprilla Dwi Adha/

BERITA KBB - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengkritik kondisi demokrasi di Indonesia yang membuat masyarakat harus menggunakan bahasa-bahasa simbolik seperti Konoha dan Wakanda untuk menyampaikan aspirasi mereka. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya self-censorship atau penyensoran diri sendiri yang dilakukan oleh masyarakat karena takut mendapat tekanan atau ancaman dari pihak-pihak tertentu saat Anies menjadi pembicara dalam Kuliah Kebangsaan FISIP Universitas Indonesia (UI), bertajuk "Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan".

“Self-censorship itu artinya kita sudah takut. Kita sudah takut untuk berbicara apa adanya. Kita sudah takut untuk mengkritik apa adanya. Kita sudah takut untuk menuntut apa adanya. Kita sudah takut untuk meminta pertanggungjawaban apa adanya,” ujar Anies

Tapi apa makna, alasan, dan  dampak dari seseorang yang melakukan Self-censorship. Mari kita bahas lebih dalam lagi.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain FTV Spill Mba Laundrynya Pliss, Ada Qausar Harta dan Andi Viola, Tayang 12:30 WIB SCTV

Pengertian

Self-censorship adalah perilaku seseorang yang menahan diri untuk tidak mengungkapkan pendapat, informasi, atau ekspresi yang sebenarnya ingin disampaikan karena takut akan adanya konsekuensi negatif. Self-censorship bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti tekanan sosial, ancaman hukum, intimidasi, atau bahkan rasa malu. Self-censorship bisa berdampak baik atau buruk tergantung pada konteks dan tujuannya.

 

Alasan Seseorang Melakukan

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan self-censorship, antara lain:

-  Untuk menghindari konflik atau pertentangan dengan orang lain. Misalnya, seseorang yang memiliki pandangan politik yang berbeda dengan keluarga atau teman-temannya mungkin memilih untuk tidak menyuarakan pendapatnya agar tidak menimbulkan perdebatan atau pertengkaran.

-  Untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain. Misalnya, seseorang yang ingin memberikan kritik atau saran kepada atasan atau rekan kerjanya mungkin memilih untuk tidak mengatakan hal-hal yang bisa menyinggung atau menyakiti perasaan mereka.

-  Untuk menyesuaikan diri dengan norma atau standar yang berlaku di lingkungan tertentu. Misalnya, seseorang yang tinggal di negara yang memiliki aturan ketat tentang kebebasan berbicara mungkin memilih untuk tidak mengkritik pemerintah atau agama agar tidak mendapat sanksi hukum atau sosial.

-  Untuk melindungi diri sendiri dari bahaya fisik atau psikologis. Misalnya, seseorang yang menjadi korban kekerasan atau pelecehan mungkin memilih untuk tidak melaporkan kejadian tersebut karena takut akan balas dendam pelaku atau stigma masyarakat.

 Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Barat 30 Agustus 2023, Berikut Peluang Hujan di Daerah Domisili Anda

Dampak Self-Censorship Terhadap Seseorang

Self-censorship bisa memiliki dampak positif atau negatif terhadap seseorang, tergantung pada situasi dan tujuannya. Beberapa dampak positif self-censorship adalah:

-  Meningkatkan kemampuan komunikasi yang efektif dan empatik. Dengan melakukan self-censorship, seseorang bisa memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan konteks untuk menyampaikan pesan tanpa menyinggung atau menyakiti orang lain.

-  Mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain. Dengan melakukan self-censorship, seseorang bisa menghindari konflik atau pertentangan yang tidak perlu dan menjaga kerukunan dengan orang-orang di sekitarnya.

-   Menjaga citra diri yang positif di mata orang lain. Dengan melakukan self-censorship, seseorang bisa menunjukkan sikap yang sopan, santun, dan profesional di lingkungan sosial atau kerja.

 

Beberapa dampak negatif self-censorship adalah:

-   Mengurangi kebebasan berekspresi dan berpendapat. Dengan melakukan self-censorship, seseorang bisa kehilangan kesempatan untuk menyuarakan pikiran, perasaan, atau ide-ide yang penting bagi dirinya sendiri atau masyarakat.

-  Menyebabkan stres atau depresi. Dengan melakukan self-censorship, seseorang bisa merasa tertekan, tidak puas, atau tidak bahagia karena harus menyembunyikan bagian dari dirinya yang sebenarnya.

-   Menghambat perkembangan pribadi dan sosial. Dengan melakukan self-censorship, seseorang bisa menghalangi proses belajar dan berkembang dari pengalaman, masukan, atau kritik dari orang lain.

 

Self-censorship adalah perilaku seseorang yang menahan diri untuk tidak mengungkapkan pendapat, informasi, atau ekspresi yang sebenarnya ingin disampaikan karena takut akan adanya konsekuensi negatif. Self-censorship bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti tekanan sosial, ancaman hukum, intimidasi, atau rasa malu. Self-censorship bisa berdampak baik atau buruk tergantung pada konteks dan tujuannya. Oleh karena itu, seseorang perlu menimbang dengan bijak kapan dan bagaimana melakukan self-censorship agar tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.***

 

 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler