Denny JA: Isu Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Satu Dari Empat Alasan Milenial Bisa Maju di Pilpres 2024

13 Oktober 2023, 18:41 WIB
Relawan Gibran Purbalingga gelar doa bersama untuk pemenangan gibran sebagai wakil presdien 2024 di Lamuk Kejobon, Jumat 12 Oktober 2023 /

 

Berita KBB - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny Januar Ali, menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai salah satu alasan mengapa generasi milenial di bawah 40 tahun dapat mencalonkan diri sebagai capres maupun cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024.

 

Hal ini berkaitan dengan santernya isu terpilihnya Gibran jadi cawapres Prabowo Subianto untuk kontestasi Pilpres 2024 mendatang, belakangan ini.

 

Dilansir Antaranews, Jumat 13 Oktober 2023, Gibran memiliki tingkat pengenalan publik melebihi 60 persen, menurut survei LSI Denny JA pada Agustus 2023. Dengan tingkat pengenalan yang tinggi ini, Gibran sudah bisa disebut sebagai tokoh nasional.

Baca Juga: Kuartal 3-2023, Tunjukkan Kinerja Positif sebagai Pialang Teraktif

"Dari tingkat pengenalan, ini berarti Gibran pun sudah menjadi tokoh nasional. Ia sudah dikenal lebih dari 50 persen populasi Indonesia," ujar Denny, seperti dikutip Berita KBB dari Antaranews.

 

Gibran selaku Wali Kota Solo menjadi tokoh generasi milenial yang berpotensi menjadi cawapres meskipun usianya masih di bawah 40 tahun.

 

"Gibran lahir di tahun 1987. Kini usianya baru 36 tahun, tapi ia sudah menjadi Wali Kota Solo. Ia sudah berpengalaman menang di Pilkada Solo pada tahun 2020," imbuhnya.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026 Brazil vs Venezuela: Samba Gagal Jegal Argentina dari Puncak Klasemen Sementara

Selain adanya tokoh milenial yang menjabat di pemerintahan tingkat daerah dan berpotensi menjadi cawapres di Indonesia, Denny mengungkap 3 alasan lain untuk mengizinkan kandidat berusia di bawah 40 tahun dapat mengikuti pesta demokrasi 2024 tersebut.

 

Pertama, di negara lain yakni Amerika Serikat misalnya, batas minimal usia capres dan cawapres untuk mengikuti pemilihan umum adalah 35 tahun. Padahal menurut Denny, Presiden AS juga menjadi pimpinan tak resmi separuh dunia.

 

"Padahal kita tahu Amerika Serikat ini negara adidaya, yang menjadi presiden di negara ini sekaligus juga menjadi pemimpin informal sebagian dari dunia. Di sana, 35 tahun menjadi capres atau cawapres, tak ada masalah," ujarnya.

 

Kedua, negara demokrasi lainnya sudah memiliki pemimpin yang terpilih di usia di bawah 40 tahun. Salah duanya yaitu Presiden Prancis Emmanuel Macron yang terpilih pada usia 39 tahun, dan eks PM Selandia Baru Jacinda Ardem yang memenangkan pemilihan saat berusia 37 tahun.

 

Alasan berikutnya, jumlah generasi milenial di bawah 40 tahun di Indonesia sudah mencapai 47 persen, menurut survei LSI Denny JA tersebut. Dengan kata lain, hampir separuh penduduk Indonesia adalah kelahiran setelah tahun 1982.

 

"Wajar saja jika generasi millenial ini, usia di bawah 40 tahun, yang jumlahnya hampir separuh populasi Indonesia, memiliki wakilnya sebagai calon presiden ataupun sebagai calon wakil presiden," tuturnya.

 

Meski begitu, Denny mengatakan bahwa keputusan untuk memilih pemimpin dari generasi milenial maupun non-milenial, tetap berada di tangan rakyat.

 

"Apa salahnya kita memiliki cawapres yang usianya memang di bawah 40 tahun, jika memang MK nanti menggugurkan syarat minimal usia 40 tahun sebagai syarat?" pungkas Denny.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler