G7 Sebut Tindakan Rusia di PLTN Berpotensi Menciptakan Bencana Nuklir

- 12 Agustus 2022, 13:01 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina pada 4 Agustus 2022.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina pada 4 Agustus 2022. /Alexander Ermochenko/REUTERS
 
 
BERITA KBB - Para menteri luar negeri dari negara anggota G7 pada hari Rabu 10 Agustus 2022 meminta Rusia untuk segera mengembalikan hak kendali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia kepada Ukraina.
 
Hal itu diumumkan di saat meningkatnya kekhawatiran atas potensi terjadinya bencana nuklir.
 
Melalui pernyataan resminya, G7 mengatakan bahwa para pekerja yang mengoperasikan PLTN Zaporizhzhia perlu melaksanakan tugasnya yang aman dari berbagai ancaman.
 
 
Para menteri luar negeri G7 memperingatkan bahwa tindakan Rusia bisa meningkatkan risiko insiden nuklir. 
 
Aksi tersebut berpotensi membahayakan rakyat Ukraina, negara-negara tetangga dan dunia.
 
Mereka juga menegaskan pentingnya mengizinkan para ahli IAEA dikirim ke PLTN Zaporizhzhia untuk mengatasi masalah dan tindakan keselamatan dan keamanan nuklir.
 
 
Pabrik yang terletak di kota Enerhodar selatan itu merupakan PLTN yang terbesar di Eropa. 
 
Pekan lalu, terdapat aksi penembakan yang menyebabkan kerusakan terhadap beberapa fasilitas PLTN, meskipun infrastruktur utama dinyatakan masih berfungsi, dikutip dari Al Jazeera.
 
Kedua belah pihak yakni Rusia dan Ukraina, saling menyalahkan satu sama lain atas munculnya kerusakan fasilitas milik PLTN Zaporizhzhia.
 
Atas inisiatif Rusia, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSC) menyatakan akan menangani kasus tersebut pada hari Kamis di New York. 
 
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi juga akan memberikan pengarahan kepada pihak Dewan. 
 
Energoatom, kepala perusahaan tenaga nuklir Ukraina, mengatakan bahwa Rusia berniat memutuskan pembangkit listrik dari sistem tenaga milik Ukraina, dikutip dari Al Jazeera.
 
Pada hari Rabu, Kiev menuduh Rusia mengeksploitasi wilayahnya. Kepala staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak, menuduh Rusia melakukan serangan ke kota-kota Ukraina, termasuk PLTN Zaporizhzhia.
 
Ia juga berpendapat kalau Rusia mengetahui adanya risiko serangan balik dari Ukraina di kawasan pabrik.
 
Kiev mengatakan Rusia menargetkan kota terdekat Marhanets menggunakan serangan roket. 
 
Pihaknya mengatakan, setidaknya 13 orang tewas dan banyak korban lainnya terluka akibat serangan itu.
 
Tidak ada tanggapan langsung dari Rusia terkait tuduhan Ukraina atas serangan roket di Marhanets.
 
Sebelumnya, Ukraina menuduh Rusia atas rentetan serangan di PLTN. 
 
Pihaknya juga mengatakan, sekitar 500 tentara Rusia dengan kendaraan berat dan perlengkapan senjata, ditempatkan di kawasan PLTN, dikutip dari Reuters.
 
Sementara itu, Rusia mengklaim bahwa pasukanya berperilaku bertanggung jawab dan melakukan segala cara yang mereka bisa untuk memastikan keamanan di PLTN itu.
 
Pihaknya pun menuduh Ukraina yang menembaki pabrik tersebut. Pernyataan itu akhirnya dibantah oleh Kiev.***
 
 
 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x