Mencontoh Pulau Nipa, Megawati: Tenggelamnya Pulau Akibat Perubahan Iklim Ancam Batas Luar Wilayah Indonesia

- 25 Maret 2023, 06:00 WIB
Mencontoh Pulau Nipa, Megawati: Tenggelamnya Pulau Akibat Perubahan Iklim Ancam Batas Luar Wilayah Indonesia
Mencontoh Pulau Nipa, Megawati: Tenggelamnya Pulau Akibat Perubahan Iklim Ancam Batas Luar Wilayah Indonesia /
 

Berita KBB - Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarno Putri menyebut perubahan iklim mengancam keberadaan pulau-pulau di Indonesia.

Hal itu ia katakan saat puncak peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) Tahun 2023 di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Senin 20 Maret 2023 lalu.

Menurut Megawati, apabila pulau-pulau itu tenggelam, maka batas terluar wilayah Indonesia akan turut terpengaruh. Ia mengambil contoh Pulau Nipa di Kepulauan Riau yang luasannya kian hari kian menyusut.

Baca Juga: Daftar Pemain FTV Calon Suami di Surga, Ada Dirly Dave, Sarah Samantha, dan Dude Harlino, Dilengkapi Sinopsis

"Contohnya Pulau Nipa yang mana memiliki arti yang sangat strategis bagi kedaulatan negara, karena letaknya yang cukup dekat dengan Singapura dan berada di jalur pelayaran internasional," ujarnya seperti dikutip rilis resmi BMKG yang diterima Sabtu 25 Maret 2023.

 

Lanjut Megawati, untuk mengatasi ancaman perubahan iklim tersebut, butuh gotong royong semua pihak dan elemen masyarakat. Masyarakat perlu sosialisasi dan edukasi tentang perubahan iklim, penyebab, dan juga dampak yang timbul.

 

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mewakili Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah pesan dari Jokowi terkait langkah strategis dalam mewujudkan pembangunan berketahanan iklim.

 

Langkah strategis tersebut antara lain memformulasikan kebijakan mitigasi dan adaptasi dalam perubahan iklim dengan cepat. Serta menyiapkan penanganan yang lebih baik dan mengembangkan sistem peringatan dini yang andal di seluruh daerah.

 

Budi Karya menambahkan, langkah strategis yang diamanatkan Jokowi meliputi penumbuhan sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan dengan melakukan edukasi, literasi, dan advokasi berkelanjutan.

 

Selain itu, memperkuat kolaborasi dengan melibatkan berbagai pihak, baik lintas kementerian atau lembaga, maupun dengan swasta dan organisasi sosial.

 

"Mewakili Presiden (Jokowi, red), kami mengucapkan selamat HMD. Ini momentum baik bagi kita semua untuk lebih serius mengatasi perubahan iklim dan dampaknya bagi bumi Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Glorious' Lagu Resmi Piala Dunia U-20 Digarap Weird Genius yang ' Dinyanyikan LZT, Siapa Mereka?

Dalam momentum HMD ke-73 Tahun 2023  itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meresmikan Sistem Informasi GAS Rumah Kaca Terintegrasi Global untuk pemantauan Gas Rumah Kaca di Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) di Bukit Kototabang, Sumbar.

 

Menurut Dwikorita, GAW Kototabang berdiri sejak tahun 1996 dan mulai mengukur Gas Rumah Kaca di atmosfer pada tahun 2004. Fasilitas tersebut terletak di kawasan tengah hutan di Bukit Kototabang dengan ketinggian 864,5 mdpl.

 

"Sebenarnya ada dua lagi GAW di Indonesia yaitu di Palu dan Sorong tapi belum maksimal dan semaju Kototabang, sehingga masih dalam pengembangan,” ungkapnya.

 

Ditambahkan Dwikorita, GAW Kototabang diawasi oleh badan dunia, sehingga pihaknya menegaskan seluruh pejabat teknis yang menangani Alat Operasional Utama (Aloptama) di BMKG, terkait prinsip "No Off No Error dan No Incident" dalam pengoperasian Aloptama.

 

“Kalau sampai terjadi insiden karena alat off atau error, pejabat teknis dan petugasnya bisa langsung dicopot," tegasnya.***

 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x