Perbedaan Petani Luar Negeri dan Petani Indonesia

- 24 September 2023, 16:31 WIB
Perbedaan Petani Luar Negeri dan Petani Indonesia
Perbedaan Petani Luar Negeri dan Petani Indonesia /Sumber foto Instagram@tehayubaduy/

 

 

BERITA KBB - Indonesia adalah salah satu negara agraris yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Namun, nasib para petani di Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Banyak faktor yang menyebabkan petani Indonesia kalah bersaing dengan petani di luar negeri, terutama di negara-negara maju seperti Jepang, Eropa, dan Amerika. Apa saja perbedaan yang mencolok antara petani luar negeri dan petani Indonesia? Berikut ulasannya.

Pendidikan dan Keterampilan

Salah satu perbedaan yang paling mendasar antara petani luar negeri dan petani Indonesia adalah tingkat pendidikan dan keterampilan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, sekitar 60 persen petani di Indonesia hanya tamat sekolah dasar atau tidak bersekolah sama sekali. Hal ini berbeda dengan petani di Jepang, yang rata-rata memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan spesialisasi dalam bidang pertanian. Petani di Jepang juga mendapatkan dukungan dari pemerintah berupa pelatihan, bantuan teknis, dan fasilitas penelitian.

 Baca Juga: Jadwal Trans Tv Minggu 24 September 2023 Tayang Film The Expendables 3 Dan Unhinged, Pasti Seru!

Pendidikan dan keterampilan yang rendah membuat petani Indonesia kurang mampu mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi pertanian. Petani Indonesia masih banyak mengandalkan alat-alat tradisional seperti cangkul, bajak, dan kerbau, yang tidak efisien dan memakan waktu. Sementara itu, petani di luar negeri sudah menggunakan alat-alat modern seperti traktor, mesin panen, dan irigasi otomatis, yang lebih cepat dan hemat biaya.

 

Gaya Hidup dan Kesejahteraan

Perbedaan lain yang menonjol antara petani luar negeri dan petani Indonesia adalah gaya hidup dan kesejahteraan. Petani di Indonesia masih banyak mengalami kemiskinan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut data BPS tahun 2020, sekitar 25 persen petani di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dengan pengeluaran per kapita per bulan kurang dari Rp 500 ribu. Petani di Indonesia juga sering terjebak dalam utang kepada tengkulak atau rentenir, yang membeli hasil panen dengan harga murah atau memberi pinjaman dengan bunga tinggi.

Halaman:

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x