Hari Ataksia Internasional: Mengenal Penyakit Langka yang Ganggu Keseimbangan Tubuh

- 25 September 2023, 15:12 WIB
Hari Ataksia Internasional: Mengenal Penyakit Langka yang Ganggu Keseimbangan Tubuh
Hari Ataksia Internasional: Mengenal Penyakit Langka yang Ganggu Keseimbangan Tubuh /

 

 

BERITA KBB - Setiap tanggal 25 September diperingati sebagai Hari Ataksia Internasional. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit langka yang menyerang sistem saraf dan mengganggu keseimbangan tubuh.

Apa Itu Ataksia?

Ataksia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan gangguan koordinasi atau kontrol otot. Orang yang menderita ataksia sering mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan tubuh, seperti berjalan, berbicara, menelan, atau menulis.

 Baca Juga: Jadwal ANTV Senin 25 September 2023 Ada Anjanee Dewi Ular, Gaby Dan Lagunya, Ambulance Misteri

Ataksia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kerusakan pada otak kecil (cerebellum), penyakit genetik, cedera kepala, infeksi, kekurangan vitamin, atau efek samping obat-obatan tertentu.

 

Jenis-Jenis Ataksia

Berdasarkan penyebabnya, ataksia bisa dibagi menjadi tiga jenis utama, yaitu:

-          Ataksia yang didapat (acquired ataxia), yaitu ataksia yang terjadi akibat cedera atau penyakit lain yang mempengaruhi otak atau saraf. Contohnya adalah stroke, tumor otak, multiple sclerosis, meningitis, atau alkoholisme.

-          Ataksia genetik (hereditary ataxia), yaitu ataksia yang diturunkan dari orang tua. Pada jenis ini, terdapat kelainan pada gen tertentu yang menyebabkan kerusakan pada sel saraf di otak atau sumsum tulang belakang. Contohnya adalah ataksia spinoserebelar, ataksia Friedreich, ataksia episodik, atau ataksia telangiektasia.

-          Ataksia idiopatik (idiopathic ataxia), yaitu ataksia yang tidak diketahui penyebabnya. Jenis ini jarang terjadi dan biasanya muncul secara tiba-tiba tanpa gejala sebelumnya.

 

Gejala-Gejala Ataksia

Gejala-gejala ataksia bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Namun, gejala umum yang sering dialami oleh penderita ataksia adalah:

-          Kesulitan berjalan normal dan sering jatuh

-          Gerakan mata tidak teratur atau sulit focus

-          Kesulitan berbicara dengan jelas atau mengalami gangguan bicara

-          Kesulitan menelan makanan atau minuman

-          Kesulitan menggerakkan anggota tubuh secara halus dan presisi

-          Kelemahan otot atau kekakuan

-          Tremor atau gemetar pada tangan atau kaki

-          Gangguan penglihatan, pendengaran, atau penciuman

-          Gangguan kognitif, seperti memori, konsentrasi, atau penalaran

 

Pengobatan dan Penanganan Ataksia

Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan ataksia secara total. Namun, ada beberapa pengobatan dan penanganan yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki kualitas hidup penderita.

 Baca Juga: Perbedaan Petani Luar Negeri dan Petani Indonesia

Pengobatan dan penanganan ataksia bisa meliputi:

-          Pemberian obat-obatan untuk mengatasi gejala tertentu, seperti tremor, kejang, nyeri, depresi, atau gangguan tidur.

-          Fisioterapi untuk membantu memperkuat otot dan meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.

-          Terapi okupasi untuk membantu penderita melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan aman.

-          Terapi wicara untuk membantu penderita berkomunikasi dengan lebih baik dan mengatasi gangguan menelan.

-          Alat bantu gerak, seperti tongkat jalan, kursi roda, atau alat bantu dengar.

-          Konseling atau dukungan psikologis untuk membantu penderita mengatasi stres dan masalah emosional akibat penyakit.

 

Pentingnya Kesadaran Tentang Ataksia

Ataksia adalah penyakit langka yang menyerang sekitar satu dari 50.000 orang di seluruh dunia. Penyakit ini bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental penderita, serta keluarga dan lingkungan sekitarnya.

 

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui dan memahami tentang ataksia, baik penyebab, gejala, pengobatan, maupun penanganannya. Dengan demikian, penderita ataksia bisa mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat dan segera, serta dukungan dan bantuan yang dibutuhkan.

 

Selain itu, kesadaran tentang ataksia juga bisa mendorong penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk mencari obat dan terapi yang lebih efektif untuk penyakit ini. Hal ini tentunya akan memberikan harapan dan semangat bagi penderita ataksia dan keluarganya.***

 

 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah