BERITA KBB - Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Kementrian Agama (Kemenag) serta Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Provinsi Jawa Barat melakukan pengamatan hilal 1 Ramadan 1445 H.
Pengamatan hilal dilakukan di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba dengan koordinat tempat Lintang -6˚54’12” LS, Bujur 107˚36’32” BT dan ketinggian tempatnya 750 Meter diatas permukaan laut, Minggu (10/3/2024).
Baca Juga: Nikah Masal dan Isbat Nikah di Kabupaten Bandung Barat, Berikut Persyaratan Yang Harus Disiapkan
Kepala Kanwil Kemenag Jabar, Ajam Mustajam mengatakan, berdasarkan pemantauan posisi, hilal tidak terlihat karena masih posisi kurang dari satu derajat, tepatnya 0,1 derajat.
"Rukyatul hilal dilakukan di 11 titik, salah satunya di Albiruni Unisba. Dan hasilnya posisi hilal kurang dari 1 derajat," ujar Ajam.
Ajam menyebut, kegiatan pemantauan hilal ini akan dilaporkan kepada Kemang RI sebagai bahan sidang Isbat 1 Ramadhan 1445 H. Keputusan akhirnya, apakah besok sudah masuk 1 Ramadan atau belum, menunggu pengumuman resmi dari pemerintah pusat.
Baca Juga: Kapan Lebaran? Catat Jadwal Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H
"Di 11 titik, posisi hilal tidak terlihat. Penentuan satu Ramadan itu berdasarkan kesepakatan mabin, tiga derajat," tandasnya.
Di sisi lain, Kemenag Jabar menghormati ihwal organisasi Islam lainnya yang telah menentukan awal puasa Ramadan yang jatuh pada Senin (11/3/2024).
"Ada yang menentukan 1 syawal atau Ramadan berdasarkan hasil hisab. Tentu kami menghormati dan menghargai atas kajian ilmu dan keyakinan yang mereka pahami," tandasnya.
Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 2023, Diselenggarakan Sore Ini Catat Waktunya
Sementara itu, Kepala Observatorium Albiruni Unisba, Encep Abdul Rojak mengatakan, lama pengamatan hilal dilakukan selama 5 menit, karena bulan terbenam pada pukul 18.13 WIB.
"Saat matahari terbenam, hilal berada pada Azimuth 264˚44’18” dan posisi matahari berada pada azimuth 265˚57’16. Hasil pengamatan hilal akan dilaporkan kepada Kemenag Republik Indonesia sebagai bahan Itsbat Awal Ramdhan 1445 H," imbuhnya.
Encep menuturkan, pada saat matahari terbenam pukul 18.08 WIB, tinggi hilal sudah +0˚59’10”, dan hilal terbenam pada pkl 18.13 WIB.
“Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini belum memenuhi Batas minimal hilal/bulan mungkin terlihat (Imkan Rukyat), yaitu kriteria +3˚, sehingga hilal dilihat,” ungkapnya.
Encep mengungkapkan, pengamatan dilakukan secara manual dan digital menggunakan teropong Cem70 merk iOptron yang terpasang di dalam observatorium/ doom.
"Pengamatan digital dibantu juga dengan kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi juga ke Layar TV melalui HDMI," pungkasnya.
Sementra itu, Kemenag menyimpulkan hari 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, (12/3/2024).
Hal itu didasarka pada posisi hilal di seluruh wilayah NKRI salah satunya di Kota Bandung belum masuk kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan eogasi 6,4 derajat.***