Chaidar adalah 1 dari 5 siswa dari Asia yang mengikuti Youth Space Camp. Menariknya, selain Chaidar, siswa lainnya pun berasal dari Indonesia, yakni dari Kalimantan, Solo, dan Jakarta. Sedangkan satu siswa lainnya berasal dari Vietnam.
Bagi siswa kelahiran 19 Juni 2005 ini, bisa mempelajari dunia antariksa di pusatnya menebalkan kecintaannya pada bidang ilmu tersebut.
Bisa dibilang, semua yang ia pelajari di Space Camp itu "di luar nalar". "Amazing, bisa dibilang kayak di luar nalar kalau kita (manusia) bisa membuat sesuatu yang bisa membuat kita keluar dari bumi. Perspektif aku bener-bener lebih terbuka," tuturnya
Ia mencontohkan, peluncuran roket pada tahun 1990-an dilakukan dengan teknologi komputer yang kecanggihannya hanya 1 berbanding 1.000 dari handphone di zaman kiwari.
Baca Juga: Prediksi Skor PSS Sleman vs Arema FC di Liga 1 Indonesia: H2H, Starting Line Up, Peluang Menang
"Dengan teknologi sesederhana itu kita bisa menerbangkan manusia ke bulan. Ini memberi perspektif bahwa teknologi itu selalu ada dan advance (berkembang)," ungkap siswa yang mengidolakan Elon Musk ini.
Dengan pengetahuan dan rencananya di bidang tersebut, buah hati pasangan Denny Prasetya dan Evi Apriani ini memantapkan diri untuk menekuni bidang teknik komputer dan aoerospace. Usai lulus, ia berencana melanjutkan pendidikan ke Universitas Kyoto dan memilih di antara kedua jurusan tersebut. ***