Wajib Tahu! Ini 7 Fakta Unik Kabupaten Bandung Barat

- 19 September 2020, 22:01 WIB
OBJEK wisata di Kabupaten Bandung Barat.
OBJEK wisata di Kabupaten Bandung Barat. /Instagram @thegreatasiaafrica.id/

 

BERITA KBB - Kabupaten Bandung Barat berdiri sejak tahun 2007 setelah pemekaran dari Kabupaten Bandung. Daerah berpenduduk hampir 1,8 juta jiwa ini dikelilingi wilayah perbukitan di bagian utara dan selatan.

Daerah yang paling dikenal di kabupaten ini yaitu Lembang karena pesona alamnya. Beberapa tempat wisata yang sering dikunjungi di Lembang antara lain Gunung Tangkubanparahu, Floating Market, Farmhouse Susu Lembang, The Lodge, dan masih banyak lagi.

Namun di balik itu semua, daerah yang terdiri dari 16 kecamatan ini menyimpan fakta-fakta unik. BERITA KBB merangkumnya ke dalam 7 Fakta Unik tentang Kabupaten Bandung Barat berikut ini.

Baca Juga: Gempa Tektonik Magnitudo 2,9 di Purwakarta Akibat Sesar Cirata, Tak Berpotensi Tsunami

1. Hari Jadi

Pada lima tahun pertama sejak berdirinya, Kabupaten Bandung Barat memperingati hari jadi setiap tanggal 2 Januari. Namun mulai tahun 2013, daerah ini memperingati hari jadi pada tanggal 19 Juni. April.

Berdasarkan berbagai pembahasan dengan pemerintah daerah, DPRD, Komite Pembentukan KBB, dan juga pakar sejarah, Kabupaten Bandung Barat terbentuk pada 2 Januari 2007 yang ditandai dengan pengesahan RUU menjadi UU No.12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat yang
disahkan Presiden RI.

Namun secara faktual, pemerintahan di daerah itu baru berlangsung 19 Juni 2007 yang ditandai dengan pengangkatan Tjatja Kuswara sebagai pejabat sementara Bupati Bandung Barat.

Pakar sejarah yang juga menjadi Ketua Tim Pengkaji Hari Jadi Kabupaten Bandung Barat, Prof Nina Lubis mengatakan, Pada 2 Januari, KBB sudah terbentuk tetapi berbagai surat yang
menyangkut pemerintahan masih ditandatangani Bupati Bandung, saat itu
Obar Sobarna.

Sementara itu, mulai 19 Juni 2007, surat-surat sudah diitandatangani Pjs Bupati KBB Tjatja Kuswara. Hal itu menguatkan bukti bahwa hari jadi KBB jatuh pada tanggal 19 Juni.

Baca Juga: Eddy Marwoto: Stadion GBLA Jadi Kandang Persib melawan Persita

2. Patahan Lembang

Patahan atau sesar adalah retakan tanah akibat adanya pergeseran atau pergerakan lempengan tektonik. Patahan Lembang adalah patahan aktif dengan pergerakan kecepatan 3 mm-6mm per tahun.

Bukti aktifnya Patahan Lembang ini dikuatkan dengan terjadinya gempa di di Kampung Muril Rahayu, Desa JAmbudipa, Kecamatan CIsarua, Kabupaten Bandung Barat pada Agustus dan September 2011. Meski hanya berkekuatan 3,3 pada skala Ritcher, gempa tersebut menyebabkan sedikitnya 384 rumah warga rusak ringan hingga berat.

Dalam waktu beberapa minggu, gempa-gempa kecil terus terjadi sehingga membuat warga panik dan sempat mengalami trauma untuk tinggal di dalam bangunan.

Patahan Lembang ini memanjang sejauh 22 km dari Lembang hingga ke Ngamprah dan Padalarang. Bangunan-bangunan vital seperti Observatorium Bosshca, Markas TNI Kowad, hingga Kantor Pemerintahan Kabpaten Bandung Barat berada di jalur ini.

Garis Patahan Lembang
Garis Patahan Lembang

3. Maroko dan Singapura

Di Kabupaten Bandung Barat terdapat penduduk Maroko dan Singapura. Tapi jangan salah, Maroko dan Singapura ini hanyalah nama kampung di daerah ini.

Maroko adalah sebuah kampung di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas di tepian Sungai Citarum. Tidak ada yang tahu pasti asal mula penamaan kampung yang menyamai negara di Afrika Utara. Namun bisa dipastikan, tidak ada hubungan di antara keduanya.

Warga setempat malah dulunya mengenal kampung ini sebagai Pasar Aci. Julukan ini mengacu pada sebuah pasar di tepi Sungai Citarum.

Tepat di belakang pasar, berdiri sebuah dermaga tempat sejumlah perahu kayu berlabuh. Dermaga tersebut baru diresmikan Dinas Perhubungan Pemprov Jabar pada akhir 2014 lalu.

Sementara itu, Kampung Singapura berada di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat. Sama seperti Maroko, Kampung Singapura tidak diketahui asal usul penamaannya.

Namun, Kampung Singapura lebih dikenal daripada Desa Sumurbandung. Di Kampung berpenghuni 240 keluarga lebih ini terdapat sumur keramat yang menjadi asal usul nama Sumurbandung.

Baca Juga: Masyarakat Gunakan Jalan Otista Yang Ditutup Untuk Botram

4. Perang Tomat

Perang tomat tak hanya ada di Spanyol di mana setiap tahun digelar festival La Tomatina. Namun, di Kabupaten Bandung Barat tepatnya di Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang juga ada perang tomat yang digelar setiap Agustus atau September setiap tahun.

Pperang tomat berawal dari banyaknya tomat busuk yang berserakan di jalanan. Petani saat itu enggan menjual hasil panen tomat lantaran harga jualnya sangat anjlok. Akibatnya, ribuan tomat dibuang begitu saja.

Dari peristiwa yang terjadi pada 2010 itu, tercetuslah ide untuk memanfaatkan tomat-tomat busuk itu menjadi peluru untuk perang tomat. Dengan menjadi salah satu rangkaian hajat lembur, perang tomat diharapkan menjadi daya tarik wisata dan budaya setempat.

5. PLTA Saguling dan Cirata

Pembangkit Listrik Tenaga Air Saguling dan Cirata dihasilkan dengan memanfaatkan air dari Waduk Saguling dan Waduk Cirata yang membendung Sungai Citarum. PLTA Saguling berada di Kecamatan Saguling, sedangkan PLTA Cirata berada di Kecamatan Cipeundeuy dan sebagian Purwakarta dan Cianjur. PLTA Saguling dan Cirata ini memasok kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.

Untuk menambah daya listrik dalam memenuhi permintaan kebutuhan tenaga listrik pada sistem kelistrikan Jawa- Bali, terutama pada saat beban puncak, saat ini juga tengah dalam proses pembangunan PLTA Upper Cisokan di Kecamatan Gununghalu. 

PLTA ini diperkirakan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1.040 megawatt (MW), tertinggi dari  PLTA Cirata dengan kapasitas1.000 MW dan PLTA Saguling700 MW.

PLTA SAGULING
PLTA SAGULING

6. Pertigaaan Beatrix

Pertigaan Beatrix merupakan persimpangan antara Jalan Raya Lembang dengan Jalan Kolonel Masturi. Orang-orang yang mau ke Lembang dari arah Bandung atau Cimahi, begitu pula sebaliknya, pasti bakal melewati pertigaan ini.

Banyak yang menduga, nama Beatrix mengacu kepada seorang ratu yang memerintah negeri Belanda pada 1980-2013. Namun, dugaan ini diragukan mengingat ratu tersebut memerintah negeri kincir angin setelah Indonesia merdeka. Sementara pertigaan Beatrix sudah dikenal jauh sebelum itu.

Pertanyaan mengenai nama Pertigaan Beatrix sedikit terkuak ketika pemerhati sejarah dari Lembang Heritages, Antonius Jansz menanyakan hal tersebut kepada ayahnya, Billy Jansz (77) yang kini menetap di Desa Jayagiri, Lembang.

Menurut Billy, Pertigaan Beatrix menjadi populer di kalangan masyarakat karena persis di pertigaan itu terdapat villa yang bernama Beatrix. Namun saat ini, vila tersebut tidak tampak. Yang ada, hanyalah bangunan tua yang kumuh dan tak berpenghuni.

Queen Beatrix
Queen Beatrix

7. Makam Oto Iskandardinata

Oto Iskandardinata adalah pahlawan nasional asal Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Namanya sempat diabadikan dalam pecahan uang Rp 20.000. Selain itu, ia dijuluki dengan nama Si Jalak Harupat, yang kini diabadikan sebagai nama stadion di Kabupaten Bandung.

Makam Oto Iskandardinata berada di Jalan Raya Lembang-Bandung, tepatnya di Kampung Pasirpahlawan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Meski demikian, makam tersebut hanyalah sebagai simbol, sebab hingga kini tidak diketahui keberadaan jasad pencetus pekik Merdeka itu.***

 

 

Makam Oto Iskandardinata
Makam Oto Iskandardinata

 

 

Editor: Cecep Wijaya Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x