BERITA KBB – Pesatnya pertumbuhan industri fast-moving consumer goods (FMCG) dan food and beverages (F&B) seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi pasca pandemi dan tumbuhnya perilaku sadar lingkungan di tengah masyarakat menjadi keuntungan tersendiri bagi industri yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia.
Seiring pesatnya pertumbuhan industri tersebut, otomatis meningkat pula bisnis pengiriman (packaging) dan kemasan, prospek tersebut menjadi salah satu target yang potensial.
Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk (“ALDO”), emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia yang terintegrasi, Sutanto pada saat acara Public Expose Perusahaan yang diselenggarakan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Autanto mengungkapkan optimis dapat meraih pertumbuhan penjualan secara konsolidasi hingga 30% sepanjang tahun ini.
“Seiring dengan kebiasaan baru yang berlaku pada masyarakat dan capaian kinerja kuartal I-2021, Aldo optimis dapat mencapai target pertumbuhan penjualan tahun ini, " katanya.
Selain penjualan, perusahaan tersebut membidik pertumbuhan laba bersih hingga 40% pada tahun ini. Optimisme ini berdasarkan penjualan yang tinggi dari segmen kertas dan kertas konversi di tahun ini serta kontribusi signifikan dari produk recycled paper oleh anak usaha ALDO, PT Eco Paper Indonesia (ECO).
Sebelumnya, ALDO juga baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Luar Biasa (RUPSLB) untuk tahun buku 2020.
Pada RUPST tersebut, Perseroan memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,6 miliar dari laba bersih tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp 50,6 miliar.
“Dalam RUPST tahun ini manajemen telah mendapatkan persetujuan untuk membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun 2020 senilai Rp 1,5 per saham, " tambah Sutanto.
Baca Juga: Link Jadwal Pendaftaran, Persyaratan, Penerimaan Mahasiswa Baru UNDIP Vokasi Cek Disini
Selain dari bisnis berbasis kertas, target pertumbuhan Perseroan tahun ini juga diharapkan berasal dari lini bisnis lainnya.
Dari lini usaha distribusi bahan kimia tekstil, melalui PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI), yang melayani para pelaku industri produk tekstil serta melalui PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA), entitas anak yang bergerak dalam bidang manufaktur water-based polimer, yang menyasar pelaku industri kayu, mebel, kertas, cat dan roof coating, dan lainnya.
“Kami juga melihat adanya prospek pertumbuhan pada industri kimia tekstil, di mana kami harapkan dengan pemberlakuan aturan safeguard dari Pemerintah untuk industri tekstil dapat memacu kembali kinerja perusahaan-perusahaan tekstil lokal yang sempat turun saat pandemi lalu. Selain itu sinyal positif juga dialami oleh ALFA, di mana industri kayu dan mebel yang disasar oleh ALFA juga sedang meningkat akibat meningkatnya permintaan, khususnya dari Amerika Serikat,” tutup Sutanto. ***