TikTok dan Ancaman Bahaya untuk Generasi Muda Indonesia

- 7 Februari 2023, 00:08 WIB
Ilustrasi TikTok. TikTok dan Ancaman Bahaya untuk Generasi Muda Indonesia
Ilustrasi TikTok. TikTok dan Ancaman Bahaya untuk Generasi Muda Indonesia /Pixabay/antonbe/

Anda tidak terlalu peduli dengan konten-konten unrewarding, setiap Anda melakukan gestur scrolling; terus next dan next sampai benar-benar mendapatkan reward yang dicari itu, ini ujar Pete, bagai seorang yang tengah memutar pegangan mesin slot.

Menebak-nebak apakah Anda akan menang “jackpot” atau kalah telak. Sifat tidak dapat diprediksi inilah yang menjadi candu saat melihat konten menghibur, Anda terlena dan berupaya mendapatkannya lagi dan lagi.

Ancaman TikTok Brain

Ada Dr. Sheryl Ziegler pakar Kesehatan mental yang menjelaskan tentang gangguan “TikTok brain” atau otak TikTok. Sheryl menyebut bahwa anak-anak dan remaja saat ini mulai terbiasa dengan video pendek, terlebih video yang disajikan di FYP (For Your Page) TikTok yang hanya berdurasi sekitar 21 hingga 34 detik.

Dengan aliran video pendek yang terus bergulir cepat, sekaligus memberikan kepuasan konstan “rewarding", ini menyebabkan efek kecanduan dopamin yang terus-menerus mengaliri sirkuit otak, seperti saat mengonsumsi obat-obatan narkotika.

Sheryl juga mengatakan bahwa fenomena tersebut telah mengakibatkan jumlah penderita ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder semakin marak, membuat penderitanya kesulitan untuk memfokuskan perhatiannya pada suatu hal.

Selain menjadikan generasi kita sulit mengontrol fokus, hal itu juga menyerang lemahnya kemampuan memperhatikan detail, masalah konsentrasi, dan malas membaca.

“Anda tidak fokus, tidak memiliki waktu untuk memperhatikan dan konsentrasi yang lama, dan membaca terasa membosankan, bahkan menonton film katanya mulai terasa membosankan. Mereka tidak memiliki perhatian untuk menjangkaunya,” ujar Sheryl.

Beberapa efek lain akibat kecanduan TikTok adalah sulitnya mengontrol emosi, kesulitan untuk beralih dari aplikasi tersebut, bahkan saat bangun tidur.

Sebuah studi terhadap siswa sekolah menengah di China juga menemukan fakta bahwa mereka yang memiliki kecenderungan terhadap TikTok memiliki tingkat kecemasan, stres, dan depresi yang lebih tinggi daripada mereka yang lebih jarang menggunakan aplikasi.

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x