BERITA KBB - Belum lama ini ramai pembahasan soal childfree yaitu pasangan suami istri yang memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Berbagai alasan dan latar belakang pun menjadi penyebab pasangan suami istri enggan memiliki anak dari hubungan rumah tangganya.
Soal pilihan childfree yang dipilih oleh suami istri tersebut, Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, M.Psi., Psi, mengutarakan pandangannya.
Dia menyebut suami istri yang memilih childfree pastinya memiliki beberapa faktor yang menjadi pertimbangan.
Baca Juga: Jangan Seperti Luna Maya, Menyesal Baru Melakukannya di Usia 29-an: Sekarang Aku Malah Gila
Faktor-faktor yang melatar belakangi suami istri enggan memiliki anak antara lain adalah kesiapan finansial, memiliki penyakit kronis hingga kesiapan menjadi orangtua.
"Banyak faktor (dari pasangan) sehingga memutuskan childfree, di antaranya adalah finansial yang dirasa belum mumpuni untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, ada penyakit bawaan atau kronis, kesiapan menjadi orangtua, informasi atau wawasan seputar pernikahan dan membentuk keluarga yang simpang siur, trauma masa kecil, dan lainnya," kata Samanta kepada Antara, Senin 23 Agustus 2021.
Tak melulu soal kesiapan finansial belaka, soal kesiapan mental juga menjadi faktor penting dalam memilih untuk childfree.
Apalagi di kondisi seperti pandemi sekarang yang tak menentu, faktor mental akan sangat berpengaruh terhadap pilihan yang diambil.
"Jika keputusan untuk childfree karena ada faktor kesehatan mental maka perlu memahami bahwa healing is possible, sehingga jika di kemudian hari setelah proses healing selesai ingin memiliki anak ini mungkin dilakukan," kata Samanta.
"Begitu pula jika karena faktor finansial, menunda memiliki anak hingga di rasa kondisi finansial mumpuni juga dpt dilakukan secara bijak," imbuhnya.
Ketika disinggung mengenai dampak pilihan childfree, seperti misalnya mempengaruhi alasan pasangan untuk bercerai, Samanta mengatakan hingga saat ini alasan perceraian belum ada data yang menyebutkan karena alasan childfree di Indonesia.
"Meskipun tidak menutup kemungkinan jika di kemudian hari bisa saja ini jadi pemicu keretakan hubungan pernikahan karena adanya perubahan keinginan, misalnya setelah 10 tahun menikah yang di awal sepakat childfree tapi seiring berjalannya waktu salah satu pasangan jadi ingin memiliki anak," jelasnya.
Namun, yang terpenting, menurut Samanta, keputusan pasangan untuk tidak memiliki anak merupakan sesuatu yang harus dipikirkan secara matang oleh kedua belah pihak.
"Tidak memiliki anak merupakan pilihan yang perlu matang dipertimbangkan dan disepakati bersama sehingga tidak ada pihak yang terpaksa, dalam hal ini suami dan istri," kata Samanta.
"Sejatinya, dalam menjalani pernikahan memang perlu direncanakan segala sesuatunya secara matang untuk visi dan misi menjalin hubungan pernikahan dan membentuk keluarga yang harmonis serta sejahtera," ujarnya menambahkan.***