Lindungi Industri Konstruksi dan Teknik di Asia Tenggara dari Ancaman Siber dengan Panduan Pertahanan Gratis

- 1 Oktober 2022, 22:47 WIB
Ilustrasi serangan siber.
Ilustrasi serangan siber. /Pexels/Tima Miroshnichenko/

BERITA KBB - Sektor konstruksi, teknik, dan infrastruktur di Asia Tenggara terus terkena dampak dari kejahatan siber, seiring dengan bisnis yang terus bertumbuh dan pemanfaatan teknologi baru dan digital untuk bekerja.

Menurut Gartner, Serangan siber pada organisasi di sektor infrastruktur kritikal telah meningkatsecara dramatis, kurang dari 10 di tahun 2013 hingga mencapai hampir 400 di tahun 2020.

Industri ini menghadapi resiko keamanan siber dari pelanggaran data, percobaan penipuan, atau serangan ransomware yang dapat merugikan mereka hingga triliunan dollar. Selain itu, semakin banyaknya penggunaan perangkat lunak tidak berlisensi untuk tujuan desain pada industri, membuatnya sangat rentan terhadap kejahatan siber dan memiliki risiko besar.

Baca Juga: Hadiri Pembukaan Kejuaraan Tembak Reaksi, Ridwan Kamil Tuntaskan Bidikan dengan Sempurna

Untuk membantu para pemimpin bisnis dalam membangun pertahanan yang kuat terhadap ancaman siber, BSA | Aliansi Perangkat Lunak baru saja merilis sebuah panduan pertahanan yang menjelaskan tentang meningkatnya risiko serangan siber berikut dengan saran bagi para pemimpin bisnis di Asia Tenggara dalam meningkatkan keamanan siber pada bisnis mereka.

Bertemakan “Sebuah panduan pertahanan keamanan siber untuk konstruksi, teknik, dan infrastruktur bisnis di Asia Tenggara,” panduan pertahanan ini, diterbitkan dalam bentuk e-book yang didesain untuk membantu para pemimpin industri infrastruktur di kawasan ini dalam mengenali ancaman dan meminimalisir risiko yang dihadapi oleh bisnis, klien, karyawan, dan, tentunya publik. E-book ini dapat diunduh secara gratis disini : LINK.

“Tidak ada negara atau organisasi di kawasan ASEAN yang dapat terhindar dari kejahatan siber yang berkembang pesat. Mengingat posisinya berada di antara ekonomi digital dengan pertumbuhan tercepat di dunia, negara-negara anggota ASEAN telah menjadi target utama serangan siber. Sebab kami memahami bahwa para pemimpin bisnis menghadapi banyak tantangan dan mungkin tidak memiliki waktu untuk mempelajari masalah ini, sehingga kami berusaha membuat panduan pertahanan ini. Besar harapan kami agar industri yang membangun infrastruktur dapat merasakan manfaatnya dan membantu menjaga kita semua agar lebih aman,” kata Tarun Sawney, Direktur Senior, BSA | Aliansi Perangkat Lunak.

Baca Juga: Tinjau Flyover Kopo, Ridwan Kamil; Laik Digunakan

Panduan pertahanan tersebut menjelaskan 4 tipe berbeda dari pelaku kejahatan siber, termasuk kompetitor tidak beretika yang mencari celah untuk mendapatkan akses ke data rahasia melalui intrusi siber, pelaku kejahatan online yang mencari keuntungan finansial melalui serangan phising atau ransom, peretas yang menggunakan intrusi siber untuk mengekspos atau mencoreng aktivitas bisnis lainnya demi menunda atau menghentikan sebuah proyek besar, serta orang dalam yang memiliki niat buruk atau pegawai yang tidak puas dengan memanfaatkan akses mereka terhadap data bisnis atau jaringan untuk melakukan tindak kejahatan..

Para pelaku kejahatan ini menargetkan perusahaan konstruksi, teknik, dan infrastruktur karena sektor bisnis ini biasanya memiliki transaksi bernilai tinggi dan data dalam jumlah besar yang menarik bagi pelaku kejahatan siber. 

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x