Berita KBB- Arab Saudi larang warganya untuk pergi ke Indonesia. Tidak hanya Indonesia, ada 16 negara yang masuk daftar hitam Arab Saudi.
Melansir Pikiran Rakyat, baru-baru ini pemerintah Arab Saudi mengeluarkan larangan untuk warganya yang akan memasuki beberapa negara daftar hitam.
Alasan Arab Saudi larang warganya pergi ke 15 negara ini diketahui karena masih banyaknya kasus Covid 19 yang ada di negara-negara tersebut.
Baca Juga: Resmi! Pengadilan Tinggi Banten Putuskan Rezky Aditya Ayah Biologis dari Anak Wenny Ariani
Baca Juga: Biodata dan Profil Desy Ratnasari Lengkap dari Umur Hingga Perjalanan Karier
Berikut ini daftar negara yang masuk daftar hitam dan dilarang oleh pemerintah Arab Saudi untuk dimasuki:
Indonesia
India
Libanon
Syria
Turki
Iran
Afghanistan
Yaman
Somalia
Ethiopia
Republik Demokrasi Kongo
Libya
Baca Juga: Menilik Sosok Arsyah Rasyid, Pebisnis Sukses Mantan Maudy Ayunda, Berikut Profilnya
Baca Juga: Daftar Pemain dan Sinopsis FTV Somay Sang Idola, Ada Aurelie Moeremans dan Ridwan Ghani
Vietnam
Belarus
Armenia
Venezuela
Terkait kasus Covid 19 di Indonesia, penanganan kasus tergolong stabil.
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memberlakukan kebijakan berupa dibolehkannya mencopot masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Baca Juga: Profil dan Biodata Aurelie Moeremans, Penyanyi Bersuara Merdu yang Bintangi Puluhan Judul FTV
Selain itu, bagi orang yang sudah divaksin dosis ketiga juga diperbolehkan tidak melakukan tes PCR dan antigen saat berpergian.
Perkembangan baru kasus Covid 19 di Indonesia per 23 Mei 2022, ada 174 kasus baru dan sebanyak 12 orang meninggal.
Indonesia mengalami tiga gelombang Covid 19 sejak wabah merebak pada awal 2020 lalu. Kasus harian tertinggi adalah sebanyak 63.956 kasus pada 17 Februari 2022.
Merujuk Pikiran Rakyat, sejak 15 April hingga 23 Mei 2022, laporan kasus Covid 19 harian di Indonesia tidak pernah menyentuh angka 1000.
Berbarengan dengan Arab Saudi larang warganya ke 16 negara tersebut, Wakil Menteri Kesehatan Arab Saudi, Abdullah Asiri, melaporkan tidak menemukan kasus cacar monyet di negaranya.
Abdullah Asiri mengatakan kerajaan mampu untuk memantau hingga menemukan kasus yang diduga cacar monyet dan memerangi kasus infeksi baru.***