BERITA KBB - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus mengejar target operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di tahun 2022. Hingga pekan keempat Mei, pengerjaan proyek KCJB sudah berada di angka 74 persen.
Corporate Secretary PT.KCIC , Mirza Soraya menyebutkan, upaya percepatan pembangunan terus dilakukan. Belum lama ini, pemasangan box girder arah Bandung dari Casting Yard #1 sudah dirampungkan.
“Hingga saat ini pembangunan terus kami lakukan secara simultan di berbagai aspek. Melihat perkembangan yang ada, kami optimis target operasional di tahun 2022 bisa tercapai,” tuturnya.
Baca Juga: Unggah Kolase Foto Yuni Shara dan Megawati, Krisdayanti: Dua Wanita yang Saya Kagumi
Mirza menyebutkan, di tahun ini, selain penyelesaian konstruksi, juga akan dimulai pemasangan peralatan sistem perkeretaapian. Ini dilakukan sebagai salah satu tahapan persiapan jelang operasional kereta cepat.
“Target kami pada Februari 2022, konstruksi struktur bridge rampung. Setelah itu kita akan melakukan ragam persiapan jelang uji coba,” ujarnya.
Mirza menyebutkan sesuai dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo dalam kunjungannya belum lama ini, KCJB akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Baca Juga: Resep Churros ala William Gozali, Kudapan Manis yang Pas Disantap Kala Santai, Menggugah Selera
Di samping itu, keberadaan KCJB akan menghadirkan dampak pengembangan ekonomi bagi daerah-daerah yang dilintasi.
Selama proses pembangunan, Mirza menyebutkan manfaat sosial keberadaan KCJB yang sudah dirasakan masyarakat. Ia menyebutkan, secara berkala, PT KCIC melakukan community development atau pengembangan untuk masyarakat sekitar proyek pembangunan KCJB.
Beberapa benefit sosial yang dilakukan, kata dia, adalah peningkatan fasilitas umum bagi yang terdampak pembebasan lahan, pembangunan infrastruktur dan lainnya.
“Contohnya ketika ada masjid yang terkena proyek ini, kami pindahkan masjidnya ke lokasi baru, dengan desain dan kualitas yang lebih baik. Begitu juga dengan sekolah dan fasilitas lainnya,” jelasnya.
Guna mencegah adanya dampak lingkungan dari pembangunan KCJB, Mirza menyebut PT.KCIC selalu berkoordinasi dengan kontraktor yang melakukan pembangunan. Kontraktor, sebut Mirza, diminta untuk tidak hanya memperhatikan lokasi pembangunan, tetapi juga area sekitar pembangunan.
Dicontohkan, sebelum musim hujan, PT. KCIC selalu mengingatkan kontraktor untuk selalu melakukan normalisasi drainase yang tersumbat atau bahkan pelebaran saluran di wilayah sekitar pembangunan.
"Kami terus membangun koordinasi dan komunikasi dengan seluruh pihak agar pembangunan KCJB ini bisa berjalan lancar tanpa kendala,” jelasnya.
Proses pembangunan KCJB, menurut Mirza, mayoritas dilakukan oleh putra daerah. Untuk keterlibatan tenaga asing, mereka bertugas sebagai tenaga ahli untuk aspek-aspek pekerjaan dengan metode atau teknologi yang sama sekali baru diaplikasikan di Indonesia, mengingat proyek Kereta Cepat ini adalah yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.
“Transfer knowledge dilakukan bukan hanya pada para pekerja, tetapi juga pada akademisi dan institusi pendidikan lainnya. Teknologi yang digunakan dalam pembangunan KCJB adalah teknologi yang belum pernah digunakan di Indonesia sebelumnya, maka dari itu banyak hal baru dan membutuhkan tenaga ahli,” jelasnya.
Mirza berharap tahapan pembangunan bisa berjalan tepat waktu. Ia meminta dukungan masyarakat dan berbagai pihak agar proses pembangunan KCJB berjalan dengan baik dan target operasional bisa berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan.***