Gerhana Matahari Hibrid Akan Lintasi Indonesia Tahun 2023 Ini, Kapan, Seperti Apa dan Berapa Lama Durasinya?

9 Maret 2023, 11:56 WIB
ilustrasi Gerhana Matahari Hibrid (GMH) yang langka terjadi di Indonesia pada 20 April 2023, akhir Ramadhan. /bmkg.go.id/
 

Berita KBB - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi beberapa kali gerhana bulan dan matahari sepanjang tahun 2023 ini. Tercatat ada 4 kali gerhana yang diprediksi terjadi pada tahun ini.

Menurut siaran pers yang diterima pada Kamis 9 Februari 2023, gerhana matahari terjadi pada saat matahari, bulan dan bumi berada dalam 1 garis lurus, sehingga cahaya matahari yang mestinya diterima bumi terhalang sebagian atau seluruhnya oleh bulan.

Sedangkan pada gerhana bulan, matahari, bumi dan bulan berada dalam 1 garis lurus. Cahaya matahari yang harusnya menyinari bulan, terhalang oleh bumi sehingga bayangan bumi akan menutupi sebagian atau seluruh bulan pada malam hari.

Baca Juga: Jadwal MOJI Kamis 9 Maret 2023, Ada Yummylicious, PLN Mobile Proliga 2023 dan My Love My Enemy

Adapun keempat gerhana matahari yang diprediksi terjadi sepanjang tahun 2023 ini antara lain Gerhana Matahari Hibrid pada 20 April 2023, Gerhana Bulan Penumbra pada 5-6 Mei 2023, Gerhana Matahari Cincin, dan Gerhana Bulan Sebagian.


Menurut BMKG, Gerhana Matahari Hibrid diprediksi terjadi pada 20 April 2023, Gerhana Bulan Penumbra pada 5-6 Mei 2023. Kemudian Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada 14 Oktober 2023, dan Gerhana Bulan Sebagian pada 29 Oktober 2023.


3 dari 4 gerhana tersebut, yakni Gerhana Matahari Hibrid, Gerhana Bulan Penumbra dan Gerhana Bulan Sebagian dapat diamati dari wilayah Indonesia. Sedangkan Gerhana Matahari Cincin tidak dapat disaksikan masyarakat dari wilayah Indonesia.


Lalu apa itu Gerhana Matahari Hibrid? Menurut BMKG, gerhana ini terjadi ketika matahari, bulan dan bumi tepat berada dalam 1 garis. Besarnya piringan bulan yang menutupi matahari akan berbeda-beda saat diamati di wilayah tertentu.


Misalnya, di suatu tempat, piringan bulan terlihat lebih kecil daripada matahari, sehingga tampak seperti gerhana matahari cincin. Namun di tempat lainnya, piringan bulan tampak sama besar dengan matahari sehingga menutupi seluruh permukaannya.


Dengan kata lain, Gerhana Matahari Hibrid adalah gabungan dari Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.

Baca Juga: Daftar Rating Sinetron Kamis, 9 Maret 2023, Cinta Setelah Cinta SCTV Berada di TOP 1, Dengan Ada Nadya Arina

Penampakan gerhana yang terlihat akan berbeda-beda bergantung pada macam bayangannya. Ada 3 macam bayangan bulan yang terbentuk saat Gerhana Matahari Hibrid, yakni atumbra, penumbra dan umbra.


Pada wilayah yang dilewati antumbra, gerhana yang terlihat berupa Gerhana Matahari Cincin. Penumbra, gerhana yang tampak adalah Gerhana Matahari Sebagian. Sementara di wilayah yang dilewati umbra, gerhana yang terlihat adalah Gerhana Matahari Total.


Di Indonesia sendiri, Gerhana Matahari Hibrid yang dapat diamati sebagian besar adalah berupa Gerhana Matahari Sebagian. Gerhana Matahari Hibrid total, menurut BMKG akan terlihat di wilayah Indonesia Timur antara Pulau Timor, Kepulauan Aru, hingga Papua Barat.


Adapun untuk durasi gerhana, setiap wilayah akan berbeda-beda. Durasi puncak gerhana terlama adalah di Biak, Papua, yakni 1 menit 2 detik. Adapun durasi total terlama dari awal hingga akhir fase gerhana terjadi di Tiakur, Maluku selama 3 jam 10 menit 32 detik.*** 

 
 
Editor: Siti Mujiati

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler