Polri Segera Pemeriksaan Tambahan pada 16 Saksi Tragedi Kanjuruhan, Sesuai Rekomendasi TGIPF

- 15 Oktober 2022, 22:48 WIB
Tragedi Kanjuruhan saat laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2022-2023 yang menelan  132 korban jiwa.
Tragedi Kanjuruhan saat laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2022-2023 yang menelan 132 korban jiwa. /

 

HaiBandung - Polri akan melanjutkan pengusutan Tragedi Kanjuruhan setelah menerima rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

Karena itu, terkait Tragedi Kanjuruhan Polri telah menjadwalkan pemeriksaan tambahan kepada 16 orang saksi pada pekan depan.

"Kita sudah mendapat rekomendasi TGIPF. Fokus penyidik Polri saat ini penyelesaian terkait pengungkapan kasus Pasal 359 dan atau 360 dan atau Pasal 103 ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2022,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, Sabtu 25 Oktober 2022.

Dedi menambahkan, penyidik Polri akan melanjutkan pengusutan Tragedi Kanjuruhan dengan menjadwalkan pemeriksaan tambahan kepada 16 orang saksi pada pekan depan.

"Rekomendasi yang sudah kami baca, ada langkah-langkah progres. Minggu depan yang dilakukan tim gabungan antara lain akan melakukan tambahan pemeriksaan 16 orang saksi," ujarnya.

"Nanti akan saya sampaikan secara detail," tuturnya.

Sebelumnya, TGIPF menyimpulkan ratusan korban jiwa yang meregang nyawa di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, akibat tembakan dari gas air mata.

 
Pernyataan itu disampaikan Ketua TGIPF, Mahfud MD, usai menemui Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan menyerahkan laporan hasil investigasi tragedi Kanjuruhan pada pukul 13.30 WIB.
 
TGIPF ikut investigasi ke lapangan di  Kabupaten Malang, Jawa Timur,  pada 5-10 Oktober 2022. 
 
Mereka berhasil mengumpulkan sejumlah keterangan saksi dan barang bukti, termasuk puluhan rekaman CCTV.
 
"Dari rekonstruksi 32 CCTV yang dimiliki oleh aparat, proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan. Bukan sekadar kena semprot (gas air mata) lalu mati
 
Tetapi, lebih mengerikan (tragedi di Kanjuruhan) daripada (video) beredar. Yang mati, cacat dan kritis dipastikan karena berdesak - desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan," ujar Mahfud ketika memberikan keterangan pers, di Istana Kepresidenan yang dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, pada hari Jumat 14 Oktober 2022.
 
Sementara, terkait kandungan racun di dalam gas air mata itu, menurut Mahfud, kini sedang diperiksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).***
 

 

Editor: Syamsul Maarif

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x