Buntut dari Kasus Gagal Ginjal Akut, Menkes: RSCM dan Tim Ahli Ginjal Nasional Menemukan Obatnya!

- 22 Oktober 2022, 20:49 WIB
Buntut dari Kasus Gagal Ginjal Akut, Menkes: RSCM dan Tim Ahli Ginjal Nasional Menemukan Obatnya!
Buntut dari Kasus Gagal Ginjal Akut, Menkes: RSCM dan Tim Ahli Ginjal Nasional Menemukan Obatnya! /Pexels/Ana Shvets
 
 
 
BERITA KBB - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan telah menemukan obat penawar untuk kasus gagal ginjal akut misterius yang merenggut nyawa 99 anak.
 
"(Pasien) kita masuk rumah sakit itu meninggal sebanyak 50 persen karen kita tidak tahu treatment-nya kayak apa. Dan sekarang sudah kita temukan obatnya, RSCM dan tim ahli ginjal nasional menemukan obatnya dari Singapura," ujar Budi dalam YouTube FMBIKP, pada hari Jumat 21 Oktober 2022.
 
Budi mengatakan dari enam pasien gagal ginjal akut misterius, empat di antaranya memberikan respons yang positif setelah diberikan obat penawar dari Singapura tersebut.
 
 
"Kita segera datangkan jumlah yang cukup banyak, kita sebarkan ke seluruh rumah sakit karena ini sudah di 20 provinsi dengan total lebih dari 200 (kasus)," ujarnya.
 
Budi menambahkan obat penawar tersebut juga sudah dilakukan tes dalam sampel, hasilnya aman dan relatif menyembuhkan.
 
"Kita datangkan jumlah cukup besar semoga jadi perlindungan jika balita kena keracunan ini," imbuhnya.
 
 
Hingga 18 Oktober 2022, jumlah kasus gagal ginjal akut yang dilaporkan sebanyak 206 dari 20 provinsi. 
 
Angka kematian sebanyak 99 anak dengan angka kematian pasien yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mencapai 65 persen.
 
Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril menyampaikan, Kemenkes bersama BPOM, ahli epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), farmakolog, dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslatfor) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tengah melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
 
“Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ini ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan gangguan ginjal akut atipikal ini. Saat ini, Kementerian Kesehatan dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko yang lainnya,” ujar Syahril.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x