Sambo Marah Karena Harga Dirinya Direndahkan Brigadir J,Ahli:Pernyataan Sambo Tak Selaras Dengan Tindakan

- 20 Desember 2022, 10:18 WIB
Terdakwa Ferdy Sambo memberikan tanggapan di persidangan.
Terdakwa Ferdy Sambo memberikan tanggapan di persidangan. /Foto: PMJ News/Fajar/
 
 
BERITA KBB - Terdakwa Ferdy Sambo dalam pengakuannya, marah karena merasa harga dirinya direndahkan oleh Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diklaim telah memperkosa istrinya, Putri Candrawathi, di Magelang.
 
Namun, motif kemarahan itu dibantah Ahli Kriminologi Muhammad Mustofa, yang menyebut pernyataan Ferdy Sambo tidak selaras dengan tindakan yang dilakukan dengan menghilangkan barang bukti hingga muncul adanya kasus obstruction of justice atau menghalangi penyidikan.
 
Hal itu diungkapkan Mustofa saat dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sebagai ahli dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf.
 
 
“Bagaimana reaksi pelaku kejahatan setelah dia melakukan pidana?” tanya Jaksa.
 
“Tergantung, banyak kemungkinan. Ada suatu suku bangsa dalam rangka menjaga harga diri maka kamu harus melakukan tindakan kekerasan hingga pembunuhan,” ujar Mustofa.
 
Dalam kasus ini, seharusnya Sambo melaporkan jika dirinya telah melakukan tindak pidana dalam rangka menjaga harga dirinya yang merasa direndahkan.
 
“Tapi pelaku tersebut sesuai tuntutan budaya, harus segera menyerahkan diri ke polisi dengan jujur. ‘Saya sudah melakukan tindakan kriminal, tolong saya dihukum’,” ujar Mustofa.
 
Mustofa kemudian mencontohkan budaya Carok dari Madura. Di mana, Carok digunakan jadi alasan pelaku untuk melakukan kekerasan hingga pembunuhan untuk menjaga harkat dan martabat.
 
 
“Secara spesifik, tidak untuk mendiskreditkan yaitu Carok, pelaku bisanya kemudian mengakui secara terus terang, dengan melakukan itu masyarakat justru akan memuji, kamu melakukan Carok karena didasari untuk menjaga harga diri, dan itu yang diharapkan oleh masyarakat,” ujar Mustofa.
 
“Itu Carok?”
 
“Iya,” ujar Mustofa.
 
Namun demikian, yang dilakukan Ferdy Sambo malah menghilangkan barang bukti yang ada, dan itu bertentangan dengan suatu adat dalam rangka menjaga harga diri.
 
“Kemudian secara umum?”
 
“Kalau secara umum, reaksi pertama adalah mencari cara untuk menghilangkan jejak,” kata Mustofa.
 
“Dari banyak kasus pembunuhan bagaimana?”
 
“Semuanya pelaku akan mencoba menghilangkan jejak termasuk pembunuhan tidak berencana,” pungkasnya.***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x