Dirinya berpendapat, Munaslub tidak bisa dijadikan dasar alasan mengganti Airlangga untuk diusung sebagai bakal calon presiden Partai Golkar "Kalau dengan alasan nasib Pak Airlangga nanti tidak terpilih siapa sih yang bisa memastikan siapa yang terpilih?" tanyanya.
Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan 12 itu beralasan, bila internal partai mengalami perpecahan, maka akan berpengaruh pada suara di Pemilu 2024 mendatang. Untuk itu, seluruh internal partai harus bersatu agar dapat memenangkan pesta demokrasi tersebut.
"Bersatulah dalam situasi yang krisis ini artinya waktu yang lebih singkat, bagaimana bisa menang kalau pecah gitu ‘kan? Ya, harus bersatu dulu," lanjutnya.
Sebelumnya kabar rencana penyelenggaraan Munaslub Partai Golkar berhembus kencang setelah anggota Dewan Pakar partai pohon beringin itu, Ridwan Hisjam, menilai Luhut Binsar Pandjaitan dan Bambang Soesatyo layak menggantikan Airlangga.
Airlangga juga diminta mundur dari jabatannya oleh 3 ormas pendiri Partai Golkar, yakni Kosgoro 1957, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong, dan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI).***