Berita KBB - 27 Oktober sejatinya bukan tanggal yang biasa saja bagi Indonesia, khususnya insan penerbangan di Tanah Air. Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Penerbangan Nasional dan merupakan sebuah momentum penting dan bersejarah dalam perjalanan bangsa.
Dikutip dari laman DJKN Kemenkeu, Hari Penerbangan Nasional diperingati setiap tanggal 27 Oktober untuk mengenang salah satu peristiwa bersejarah bagi Indonesia pasca meraih kemerdekaan pada tahun 1945.
Kala itu, tanggal 27 Oktober 1945, Komodor Udara Agustinus Adisutjipto menerbangkan pesawat Cureng berlambang merah putih untuk pertama kalinya setelah Indonesia merdeka. Adisucipto menerbangkan pesawatnya di langit Lapangan Udara Maguwo Yogyakarta, mengitari area sekitarnya.
Pesawat Cureng berlambang merah putih itu diketahui merupakan hasil rampasan dari Jepang saat para pejuang Indonesia berhasil menguasai Lapangan Udara Maguwo. Sebanyak 50 pesawat rusak yang berada di sana diperbaiki dan dicat ulang dengan memberi tanda lingkaran berwarna merah putih yang melambangkan bendera Indonesia.
Menurut laman TNI AU, pesawat Cureng yang diterbangkan Komodor Udara Adisutjipto pada tangga 27 Oktober 1945 itu merupakan buatan Jepang, diproduksi Nippon Hikoki KK pada 1933 dan dikenal dengan nama Yokusuka K5Y atau Shinsitei. Sebanyak 5.591 unit diproduksi selama perang Asia-Pasifik.
Pesawat ini memiliki mesin tunggal bersayap ganda atas-bawah, 2 tempat duduk depan-belakang, dan tanpa dilengkapi penutup kokpit. Dengan motor radial dingin angin Teppo berdaya 350 tenaga kuda, pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 157 kilometer per jam dan mendarat dengan kecepatan 92,6 kilometer per jam.
Lebih lanjut dijelaskan, Yokusuka K5Y dapat terbang sejauh 708 kilometer dengan batas ketinggian praktis 4.000 meter dan lama terbang 4,5 jam.
Dalam Perang Asia-Pasifik, pesawat yang mendapat julukan Red Dragonfly atau Capung Merah oleh Sekutu ini, digunakan untuk misi Kamikaze atau menghancurkan sarana tempur musuh dengan cara menabrakkan pesawat ke sasaran.
Editor: Siti Mujiati
Sumber: DJKN Kemenkeu