1.757 Wisudawan Unisba Dilantik Secara Hybrid

- 27 Agustus 2022, 20:25 WIB
Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. melantik salsah seoranh wisudawan, Sabtu, 27 Agustus 2022.
Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. melantik salsah seoranh wisudawan, Sabtu, 27 Agustus 2022. /Istimewa/


"Pilihan untuk menghadapinya sudah sepenuhnya terletak pada diri sendiri. Tujukan arah masa depan dengan penuh percaya diri, karena masih banyak yang harus dikerjakan. Tantangan ke depan yang harus dihadapi bukan semakian ringan. Apa yang anda pelajari di kampus merupakan modal awal untuk terus berkembang. Dengan semangat mujahid, mujtahid dan mujaddid (3M) telah terbuka pintu untuk berhidmat di masyarakat. Anda adalah manusia yang lebih siap membuat jejak yang baik dan meninggalkan dampak," ujarnya.

Baca Juga: Memantau Hilal, Tim Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba Lakukan Cara Digital dan Manual


Rektor berharap, dengan semangat 3M juga dapat membuka peluang kerja dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.


Dalam mencapai cita-cita Rektor berpesan, agar selalu dibarengi dengan sifat yang ikhlas, istiqomah dan selalu meningkatkan keimanan.

"Renungkanlah Nasihat lukmanul hakim kepada anaknya: wahai anaku sesungguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam. dan telah banyak manusia tenggelam di dalamnya, jadikanlah taqwa kepada Allah SWT sebagai kapal untuk mengarunginya, iman sebagai muatannya, tawakal sebagai layarnya, niscaya engkau akan selamat sampai tujuan," terangnya.

Baca Juga: Dengan Prokes Ketat, Unisba Mulai PTMT Secara Hybrid Akhir Januari


"Pesan moralnya adalah jadilah anda sebagai cendekiawan yang tidak hanya mumpuni dalam disiplin ilmu pilihannya, tetapi juga harus sensitif dengan masalah lingkungannya. Jadilah manusia yang selalu mengembangkan diri, menajamkan kemampuan analisis," jelasnya.


Menurutnya, Unisba telah memberikan bekal kepada wisudawan dalam mengembangkan potensi kemanusiaan melalui berbagai kegiatan ekstra seperti taaruf, latihan kepemimpinan, pesantren mahasiswa, pesantren sarjana dan pesantren dokter serta beragam kegiatan lainnya yang bertujuan untuk pengembangan diri, bakat dan minat, termasuk kegiatan di ormawa.


"Untuk itu tetaplah menjadi orang yang tawadu/rendah hati, karena sesungguhnya tak seorang pun di dunia ini yang berhak menepuk dada. Dari tukang cilor sampai doktor, dari masinis sampai dokter spesialis, dari pembuat batagor sampai professor, dari nelayan sampai dekan, dari mandor sampai rektor. Semuanya tidak mempunyai legitimasi untuk menjadi sombong. Sombong tidak ada dalam kamus seorang pembelajar sejati sebab kesombongan hanya akan menutup pintu peningkatan kualitas diri. Kita harus terbiasa menerima masukan dari banyak sumber pembelajaran," tuturnya.

Baca Juga: Percepat Herd Imunity, Mahasiswa Program Doktoral Unisba Gelar Vaksinasi Untuk 1.300 Masyarakat Kota Bandung

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah