Unisba Lakukan Pengamatan Hilal Awal Ramadhan 1444 H

- 22 Maret 2023, 20:13 WIB
Petugas melakukan pengamatan hilal menggunakan teropong digital computerize dan teropong manual di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu 22 Maret 2023. Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah
Petugas melakukan pengamatan hilal menggunakan teropong digital computerize dan teropong manual di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu 22 Maret 2023. Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah /Ade Bayu Indra/Berita KBB /

BERITA KBB - Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan pengamatan hilal 1 Ramadhan 1444 H yang bekerja sama dengan Bagian Ruhul Islam dan Pengelolaan Masjid (PRIPM) Unisba dan Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat.

Pemantauan hilal dilakukan di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba dengan koordinat tempat Lintang -6˚54’12” LS, Bujur 107˚36’32” BT dan ketinggian tempatnya 750 Meter diatas permukaan laut., pada Rabu (22/3/2023).

Kepala Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba, Encep Abdul Rojak, M.Sy., mengatakan, kegiatan ini berstatus resmi terdaftar sebagai titik pengamatan hilal awal Ramadhan. “Artinya hasil dari pengamatan ini akan dilaporkan kepada Kementrian Agama Republik Indonesia sebagai bahan Itsbat Awal Ramadhan 1444 H,” katanya.

Baca Juga: 13 Ucapan Menyambut Ramadhan 2023, Marhaban Ya Ramadhan

Encep menuturkan, pengamatan hilal akan dimulai saat matahari terbenam yaitu pukul 18.04 WIB. Lama pengamatan hilal dilakukan selama 36 menit, karena bulan akan terbenam pada pukul 18.39 WIB. Posisi bulan/hilal berada pada Azimuth 273˚39’27”. Sedangkan posisi Matahari berada pada azimuth 270˚24’06”.

Nilai ini kata Encep, dihitung dari titik Utara sejati ke arah Timur-Selatan-Barat melalui lingkaran horizon atau ufuk sampai dengan proyeksi bulan dan matahari di ufuk. Berdasarkan data ini, bulan atau hilal berada di sebelah Utara/Kanan matahari perspektif pengamat.Pada Pukul 18.00 WIB, tinggi hilal +7˚38’15”, selanjutnya Pkl. 18.05 WIB (+6˚27’07”), Pkl. 18.10 WIB (+5˚21’32”), Pkl. 18.15 WIB (+1˚51’23”), dan Pkl. 18.20 WIB (+2˚48’16”).

“Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini sudah memenuhi Batas minimal hilal/bulan mungkin terlihat, karena pada saat ini batas minimalnya berada pada ketinggian +3˚, sehingga mungkin hilal dapat dilihat. Jarak sudut lengkung bulan dari matahari yang disebut Elongasi berada pada nilai +9˚10’34”,” terangnya.

Baca Juga: 1 Juta Penerima Ditargetkan Terima Manfaat Ramadhan Kejar Pahala Bergerak Nyata Rumah Zakat

Menurut Encep, peralatan yang akan dipergunakan terdiri dari Teropong Digital Computerize tiga buah & Teropong manual dua buah.

Encep menerangkan, pengamatan dilakukan secara manual dan digital. Untuk pengamatan digital menggunakan teropong Cem60 merk iOptron yang terpasang di dalam observatorium / doom, dibantu juga dengan kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi juga ke Layar TV.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x