Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa

- 26 Maret 2024, 12:26 WIB
Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa
Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa /

Baca Juga: Dirancang Khusus untuk Ramadan dan Lebaran, Pengharum Ruangan dari Airpro Ini Hadirkan Kemewahan

Oleh karena, kata Wida, banyaknya dorongan atau tuntutan target yang ingin dicapai, tidak sedikit siswa yang tidak nyaman, merasa tertekan dan merasa terbebani oleh keadaan yang mengharuskannya banyak belajar dan latihan soal untuk mengejar target skor yang harus dicapai untuk masuk ke PTN sehingga menimbulkan stress belajar, atau dalam sebuah jurnal pendidikan disebut dengan stress akademik.

Menurut Sarafino & Smith (2011), stress merupakan suatu proses seorang individu untuk mengubah dampak negatif yang dimunculkan dari stress dengan melakukan perubahan perilaku, kognitif serta emosional dan juga stress tidak hanya berupa stimulus atau respon.

Sejalan dengan temuan Taufik dkk (2013), Stres akademik pada siswa bisa terjadi apabila tekanan dari lingkungan lebih tinggi dari kemampuan yang dimiliki.
Stres akademik dapat diartikan sebagai respon yang dihasilkan dari harapan atau tekanan yang terlalu tinggi yang dititik beratkan kepada siswa dalam meraih suatu prestasi atau target akademik.

Stres akademik yang terjadi dapat dilihat dari perubahan perilaku seperti siswa lalai dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas, mendapat nilai yang kurang memuaskan, sulit berkonsentrasi, sering bolos sekolah, serta cendrung merasa rendah diri dan tidak optimis dalam meraih prestasi akademik. Peran sekolah dan orang tua sangat penting untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

SMA Mutiara Bunda sangat memperhatikan bagaimana siswa dapat memiliki ambisi positif untuk memunculkan potensi demi mencapai target masing-masing. Secara akademik, siswa diberikan program scholastic class berupa pengenalan soal-soal skolastik yang biasa dipakai dalam jalur tes penerimaan mahasiswa baru seperti UTBK.

Program ini diberikan kepada siswa di level 12 secara berkala sejak semester awal di level 12 dengan porsi yang cukup. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan manajemen waktu dan beban belajar siswa untuk menghindari munculnya stress akademik.

Siswa pun tidak perlu bepergian jauh untuk datang ke tempat bimbingan belajar tertentu karena sudah difasilitasi sekolah, sehingga mereka bisa belajar dengan fokus dan nyaman. Selain itu, secara psikologis, siswa juga didampingi oleh psikolog dan guru BK untuk meminimalisir munculnya dampak stress akademik sehingga mereka bisa mencapai hasil yang optimal.

Pemberian soal-soal yang sangat bervariasi dan biasa muncul dalam tes UTBK juga memperhatikan bobot tingkat kesulitan soal. Banyak siswa yang mengeluhkan soal-soal latihan di luar sana jauh lebih sulit dan tidak sesuai dengan tes yang diikuti.

Setelah mendapatkan latihan soal dan bagaimana cara memecahkannya, siswa diberikan Try Out secara berkala untuk mengevaluasi pencapaian belajar mereka, serta sejauh mana mereka dapat mencapai target yang ditentukan, tentu saja disertai dengan hasil analisis yang detail sehingga siswa tahu betul bagian mana yang harus dikuatkan. Hal tersebut dapat membantu siswa untuk belajar lebih efektif dan efisien, sehingga meminimalisir resiko terjadinya stress akademik.

Halaman:

Editor: Siti Mujiati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x