Ngabuburit Bermanfaat, Mengolah Sampah jadi Kompos

- 13 April 2022, 15:02 WIB
Mengolah sampah menjadi eco enzyme tidak terlalu sulit asal takarannya pas
Mengolah sampah menjadi eco enzyme tidak terlalu sulit asal takarannya pas /maghfur/antarafoto

BERITA KBB - Ngabuburit ke taman atau ke mal? Sepertinya sudah terlalu mainstream.

Menunggu waktu berbuka sepertinya bisa semakin keren jika bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Salah satu yang bisa dicoba yaitu mengolah sampah. Di Kota Bandung, sampah masih menjadi masalah. Salah satu cara mengatasinya yaitu mengola menjadi sejumlah produk.

Baca Juga: Menaker Ngabuburit di Pasar Tradisional, Belanja Sambil Kerja

Ada beragam cara mengolah sampah. Salah satunya, memanfaatkan sampah menjadi kompos.

Dilansir dari instagram Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, @dlh_kotabandung ada beberapa metode kompos. Di antaranya

1 . Komposter karung. cocok untuk yang memiliki banyak sampah organik. Ukurannya berkisar antara 60-200 liter.

Baca Juga: Ini Tanggal Rilisnya! Ngabuburit Dengan Fantastic Beast: The Secret of Dumbledore, Prekuel Harry Potter Ketig

Sampah yang dimasukan juga lebih baik dari hasil kebun, yaitu daun, ranting dan sebagainya.

2. Komposter drum, ini paling populer dan cocok digunakan di lahan terbatas ataupun dalam ruangan.

Komposter ini bisa menggunakan drum plastik yang dilubangi untuk mendapatkan sirkulasi udara.

Baca Juga: VIU Indonesia Rilis Series Assalamualaikum Calon Imam 2, Temani Ngabuburit di bulan Ramadhan 2022

3. Komposter pot atau gerabah, memiliki sifat yang menghasilkan oksigen sehingga memberikan sirkulasi udara lebih baik dibandingkan memakai plastik.

4. Biopori, merupakan metode kompos yang letaknya di dalam tanah. Biopori dibuat dengan menggunakan pipa paralon plastik dengan diameter 10cm yang dilibangi kecil kecil dan dimasukan secara vertikal ke dalam lubang tanah sedalam 1 meter.

5. Lodong Sesa Dapur (Loseda), metode ini dibuat dengan pipa berlubang setinggi 30cm dan ditanam dalam ketinggian 30-40cm. Loseda ini sangat populer diterapkan di Kota Bandung.

Baca Juga: Tradisi Ngabuburit Menjelang Berbuka, Berikut Asal Usulnya

6. Takakura, komposter ini menggunakan keranjang cucian bekas dilubangi dan dilapisi kardus bekas. Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Toji Takakura di Surabaya.

7. Eco Enzym, metode hasil dari fermentasi limbah dapur organik, seperti ampas buah dan sayuran, gula merah, atau gula tebu dan air.

Hasil akhirnya, cairan berwarna kecoklatan dengan aroma asam segar yang bisa digunakan sebagai pembersih rumah, pupuk, insektisida dan sebagainya.

Baca Juga: 5 Lokasi Staycation Strategis untuk Ngabuburit Asyik

So, tunggu apalagi. Yuk kita berpartisipasi mengatasi masalah sampah di Kota Bandung. Minimal kita bisa memulainya dari tempat tinggal dan saat ini juga. ***

 

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah