Tingkatkan Pelayanan Rumah Sakit, ARSSI Gelar Workshop Analisis Pelayanan Menggunakan Casemix Index

- 24 Mei 2022, 05:47 WIB
Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menyelenggarakan workshop Analisis Pelayanan dengan Menggunakan Casemix Index (CMI), di Hotel Luxton, Jalan Ir. H Juanda, Kota Bandung, Minggu, 22 Mei 2022.
Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menyelenggarakan workshop Analisis Pelayanan dengan Menggunakan Casemix Index (CMI), di Hotel Luxton, Jalan Ir. H Juanda, Kota Bandung, Minggu, 22 Mei 2022. /Istimewa/

BERITA KBB - Dengan mengetahui nilai Casemix Index (CMI), setiap rumah sakit bisa melakukan analisis data klaimnya, sehingga akan mengoptimalkan pelayanan yang lebih efektif dan efisien.

Selain itu, Untuk melihat karakter dari pasien yang dilayani dapat menggunakan Indikator CMI tersebut. 

Melalui analisa CMI ini, maka diharapkan kedepannya rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada masyarakat, terutama masyarakat dengan penjaminan JKN.

Baca Juga: Resmikan Rumah Sakit Sariningsih, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Puji Konstruksi Bangunan dan Fasad

Untuk itu, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menyelenggarakan workshop Analisis Pelayanan dengan Menggunakan Casemix Index (CMI), di Hotel Luxton, Jalan Ir. H Juanda, Kota Bandung, Minggu, 22 Mei 2022.

Workshop ini diikuti oleh rumah sakit swasta di kota Bandung dan diluar kota Bandung.

Selain dihadiri oleh, Dr. Tammy J Siarif, SH, MHKes selaku Ketua ARSSI, acara tersebut menghadirkan dr. Rudi Yulianto, MARS seorang praktisi yang berpengalaman dalam mengamati Pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional sebagai pembicara. 

Baca Juga: 211 Anak Ikuti Khitan Massal Serentak di 5 Rumah Sakit Kota Bandung


Pola pembiayaan Casemix Indonesia Case Based Groups (INA-CBGs) sudah digunakan oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2014 lalu.

Pembayaran INA-CBGs adalah pembayaran sistem paket yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit.

Namun respon rumah sakit sangat berbeda-beda terhadap perubahan dari sistem pembiayaan, terutama dalam bisnis proses pelayanan di rumah sakit.

Baca Juga: BOR Naik, Pemprov Jabar Tambah Tempat Tidur Rumah Sakit jadi 9.907


Adanya sistem casemix ini mengharuskan rumah sakit terus memonitor biaya operasional agar bisa mengimbangi dengan output pelayanan, dalam hal ini reimbursement yang akan di dapatkan oleh rumah sakit.

"Dengan demikian, pihak rumah sakit harus mengetahui tingkat kompleksitas pasien, apakah sudah sesuai dengan kemampuan rumah sakit, sumber daya manusianya, dan alat kesehatannya," jelas Dr. Tammy.

 

Secara nasional, klaim pembiayaan pasien peserta BPJS sejak tahun 2014 belum ada kenaikan, sedangkan biaya rumah sakit secara umum sudah terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: BOR Meningkat, Rumah Sakit di Jabar Siaga 1

Dengan adanya workshop ini diharapkan para peserta memahami sistem pola pembiayaan casemix secara umum. Selain itu juga bisa memahami proses penyusunan tarif INA-CBGs, termasuk cara menghitung Cost Weigth (CW), Casemix Index (CMI), Hospital Baserate dan Adjustment Factor yang bisa digunakan.


"Klaim pembiayaan peserta BPJS belum ada kenaikan. Di sisi lain, biaya rumah sakit termasuk remunerasi kepada para SDM yang di dalamnya terdapat para profesional juga harus kita jaga spiritnya dengan mendapatkan remunerasi yang memadai. Di samping itu, beban kerjanya secara umum semakin bertambah," tutup Dr. Tammy.***



Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x