BERITA KBB - Indonesia Blasting Explosive Society (IBES) atau perkumpulan Praktisi Peledakan batuan tambang menyatakan saat ini dibutuhkan inovasi dalam proses peledakan agar industri pertambangan di tanah air tetap berjalan.
Dewan Penasihat dan Pembina IBES Awang Suwandi menjelaskan saat ini teknologi yang diperlukan pada proses peledakan batuan di pertambangan adalah bagaimana cara menghasilkan getaran dan suara yang keras yang disebut air blast.
Artinya bagaimana menghancurkan bebatuan sehingga menghasilkan fragmentasi dengan getaran yang tidak berdampak negatif untuk masyarakat sekitarnya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Misalnya pada jarak 500 meter kecepatan getarannya harus dibawah 3 mm/detik.
Hal ini dilakukan mengingat kondisi lokasi pertambangan saat ini sudah mulai bergerak mendekati pemukiman penduduk sejak tahun 1970.
"Di situlah muncul inovasi bagaimana mengetahui jumlah bahan peleda yang akan digunakan agar tidak berdampak negatif terhadap masyarakat dan sekitarnya. Terpenting dalam proses peledakan batuan tambang harus diperhatikan faktor keselamatan orang yang meledakan, masyarakat dan lingkungan,"tegas Awam kepada wartawan dalam Peringatan HUT ke-5 IBES di kabupaten Bandung Barat, Senin (19/6/2023).
Dia memastikan dengan cara tersebut getaran yang dihasilkan seperti gelombang, tidak sekaligus meledak yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Inovasi lainnya dengan menggunakan gelombang signal dan tidak menyambung antar lubang tambang dalam proses peledakan.
"Maka kita menerapkan sistem peledakan tunda atau delay time blasting yang sudah dilakukan sejak 1930,"ujarnya
Pengembangan teknologi dalam proses peledakan bebatuan juga diperlukan keselamatan peledakan terjamin dengan pelaksanaan peledakan yang efektif dan efisien.