Tip Siapkan Makanan Sehat ala Ahli Gizi dan Masterchef Indonesia

- 3 Oktober 2022, 22:45 WIB
Ilustrasi gambar makanan sehat.
Ilustrasi gambar makanan sehat. /Tangkap layar Buku Tematik Kelas 5 SD/MI Tema 3

“Banyak orang membuang pisang yang kulitnya sudah cokelat, karena dianggap busuk. Padahal, pisang sangat matang mengandung antioksidan sangat tinggi. Pisang hijau, kuning, atau cokelat punya zat gizi yang sama. Contoh lain, ketika kita membuat jus apel dan tidak langsung diminum, ampas yang naik ke permukaan kerap dibuang. Padahal, di situlah sumber nutrisinya. Jadi, orang berpikir, ketika penampilan luarnya tidak bagus, berarti dia juga tidak bagus bagi tubuh,” kata Puteri.

Baca Juga: Lirik Lagu Sekali Seumur Hidup Dinyanyikan Lesti Kejora Begitu Menyayat Hati Bagaimana Nasib Rumah Tangganya?

Sepotong salmon memang terlihat menggiurkan, karena warna jingganya tampak segar. Apalagi, ikan ini disebut-sebut mengandung omega 3 yang sangat tinggi. Masalahnya, harga salmon terbilang mahal. Relakah kita mengeluarkan banyak uang untuk belanja salmon, padahal ada ikan lokal yang lebih hebat? Kata Puteri, Indonesia punya beberapa jenis ikan kembung yang kandungan omega 3-nya tiga kali lipat lebih tinggi daripada salmon. 

Aziz dan Puteri sepakat, salah satu keuntungan belanja bahan lokal adalah harganya yang rata-rata jauh lebih terjangkau. Soalnya, bahan pangan itu tersedia di Indonesia, mudah diakses, dan jumlahnya berlimpah. 

“Makin cepat dipanen dan makin cepat dikonsumsi, suatu bahan pangan akan lebih baik bagi tubuh kita, dibandingkan makanan beku. Produk impor umumnya dipetik atau dipanen sebelum waktunya, dikemas sedemikian rupa agar nilai gizinya tidak berkurang. Bahan lokal di negara kita sudah sangat mencukupi, karena Indonesia kaya banget. Hanya tinggal bagaimana mengelola ekosistem agar produk lokal bisa diakses masyarakat lokal pula,” kata Aziz. 

Baca Juga: Profil Siapa Nugroho Setiawan? Ramai Pasca Insiden Kanjuruhan Hingga Lisensi FIFA Security Officer Dimilikinya

Puteri menambahkan, memilih produk lokal berarti juga meminimalkan carbon footprint. Mengurangi dampak perubahan iklim bisa dilakukan dengan mengurangi asupan makanan impor. Selain itu, memilih pangan lokal akan membantu melindungi bumi agar lingkungan kita lebih lestari.

Jaqualine mengakui, saat mendapati bahwa kualitas produk impor lebih baik, akan sulit bagi konsumen untuk memilih produk lokal. Apalagi, jika harganya kompetitif atau beda-beda tipis. “Ini memang tantangan. Selain edukasi, kita perlu bekerja sama dengan produsen lokal agar mereka memastikan produknya dibuat sebaik mungkin. Dengan begitu, orang memilih produk lokal karena kualitasnya, bukan sekadar kelokalannya. Apalagi, fresh produce. Yang jelas, dengan memilih produk lokal, berarti kita mendukung petani dan nelayan lokal. Dampak lingkungan jadi lebih minimal.”

Mengubah perilaku secara drastis, apalagi ekstrem, akan terasa berat. Karena itu, Jaqualine menyarankan untuk melakukan langkah kecil, dimulai dari memilih makanan yang lebih baik.

Baca Juga: Peringati Hari Batik, Pemkot Bandung Pamerkan Batik Khas Raksasa Berukuran 450 Meter

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah