Berita KBB - Juru bicara komando Rusia Yuri Ihnat mengatakan bahwa serangan misil besar terhadap Ukraina pada Jumat 10 Februari kemarin merupakan serangan peninjauan yang dilakukan pihak Kremlin sebelum dilakukannya kemungkinan serangan besar.
Ihnat mengatakan, pasukan Rusia biasanya mengirimkan roket dan drone dari pos-pos timur di Rusia dan Laut Azov. Namun pada Jumat kemarin, Moskow meluncurkan misil jelajah Kalibr dari kapal fregat dan kapal selam di Laut Hitam, juga dari wilayah selatan kota Tokmak yang dikuasai Rusia.
Terkait serangan misil itu, pejabat-pejabat Ukraina menyebut perilaku Rusia “sinis dan provokatif”. Mereka menyebut Moskow sengaja mengincar daerah perbatasan negara Ukraina agar ketika misil ditembak, puing-puingnya jatuh ke negara-negara tetangga seperti Polandia dan Belarusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, Rusia telah mengincar warga dan bangunan-bangunan sipil. Zelenskiy menyebut ada korban dari serangan tersebut.
“Roket hari ini adalah tantangan kepada Nato, dan kepada keamanan bersama. Ini teror yang bisa dan harus dihentikan. Dunia harus menghentikannya,” ujarnya pada Jumat.
Sementara itu PM Ukraina Denys Shmyhal mengatakan, upaya Putin untuk menyapu infrastruktur energi berasal dari keputusasaan.
Baca Juga: Seungri eks BIGBANG Dilaporkan Resmi Bebas dari Penjara
“Rusia tidak bisa menerima kegagalan dan maka dari itu terus meneror penduduk. Mencoba lagi hancurkan sistem energi Ukraina dan menghilangkan cahaya, panas, dan air dari Ukraina,” ujar Denys.