Network
BERITA KBB-Hutan lebat yang mengelilingi pemukiman Desa Data Dian, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, merupakan anugerah alam bagi warga desa. Sebab, di dalam hutan tersebut lebah-lebah madu membuat rumah berupa puluhan sarang di pohon-pohon yang menjulang tinggi hingga puluhan meter.
“Lebah madu, yang disebut penduduk setempat sebagai hingat, bersarang di pohon-pohon yang tinggi. Dalam satu musim panen, warga desa bisa mendapatkan 800 – 1.300 kg madu. Madu dalam jumlah besar inilah yang menjadi sumber ekonomi masyarakat desa,” kata Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi.
Tapi, bukankah pohon di hutan tak ada yang memiliki? Bagaimana menentukan siapa warga yang berhak memanen? Rupanya warga telah bersepakat, penemu pertama pohon madu itu adalah pemiliknya. Sang pemilik akan membersihkan semak di sekitar pohon agar lebah terhindar dari serangan musuh, seperti semut dan laba-laba.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Senin 26 Desember 2022. Sebagian Jakarta Bakal Berawan
Ketika seorang warga menemukan pohon madu yang sekitarnya sudah bersih, ia tahu bahwa pohon madu tersebut sudah ada pemiliknya. “Meski begitu, kadang timbul keraguan atau ada klaim lain.
Jika terjadi demikian, yang mengklaim akan bekerja sama memanen madu dan membagi rata hasil panen. Menurut warga desa yang sudah puluhan tahun memanen madu, tak pernah ada konflik karena masalah klaim seperti itu.
Mereka percaya, hutan memberikan hasilnya untuk manusia, sehingga mereka tidak layak memperebutkan hasilnya,” kata Reni.
Baca Juga: Kode Redeem Free Fire Hari Ini, Senin 26 Desember 2022. Segera Klaim Skin dari Garena
Kini sudah hampir 100 pohon madu yang ditandai di hutan. Pohon madu ini juga sudah didata koordinatnya dan tercatat dalam datadian.desa.id. Website ini merupakan aplikasi berisi informasi desa, yang dinamai Potensi Ruang Mikro Aplikasi Informasi Desa (PRM-AID).
