BMKG Meminta Masyarakat Waspadai Potensi Dampak Erupsi Gunung Anak Krakatau, Ini Dia Aktivitasnya

27 April 2022, 23:41 WIB
BMKG Meminta Masyarakat Waspadai Potensi Dampak Erupsi Gunung Anak Krakatau, Ini Dia Aktivitas GAK Seminggu Kebelakang /Instagram ESDN/

 

 




Berita KBB- Minggu, 25 April 2022, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG )menggelar press release terkait status dan aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda.

Hal ini karena BMKG mendeteksi adanya peningkatan level aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga). Masyarakat diminta waspada dengan potensi dampak meningkatnya level GAK.

Pengalaman sebelumnya, aktivitas Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan gelombang tsunami. Oleh karena itu, BMKG meminta masyarakat untuk mengantisipasi potensi gelombang tinggi/tsunami, terlebih lagi di malam hari.

Baca Juga: Profil Bayt Al Quran, Pesantren Pilihan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Untuk Rafathar

Baca Juga: Resep Castengel Simple Tanpa Oven Cocok Untuk Hidangan di Hari Lebaran

Dilansir dari website magma.esdm.go.id, berikut detail aktivitas Gunung Anak Krakatau selama seminggu ke belakang:

Minggu, 24 April 2022 (Paling Baru): Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi. Erupsi ini terjadi pada pukul 20.20 WIB. Tinggi kolom abu yang teramati ada di ketinggian ± 3000 meter di atas puncak dan ± 3157 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu yang terlihat berwarna putih hingga kelabu. Dari website, masyarakat, wisatawan, pengunjung, dan pendaki direkomendasikan untuk menjauh dari DAK dan beraktivitas dengan radius 5 KM dari kawah aktif.

Baca Juga: Omset Naik 30 Kali Lipat, Rejeki Pandemi Kampung Blok Ketupat Bandung

Baca Juga: Kabar Gembira, Puskesmas Kota Bandung Tetap Buka Layanan Vaksinasi Selama Libur Lebaran

Jumat, 22 April 2022: Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi empat kali, yaitu pada pukul 00.49, 01.45, 02.37, dan pukul 17.48 WIB.

Tinggi kolom abu yang teramati bervariasi mulai 500 meter, 600 meter, 1500, dan yang paling terakhir ± 800 meter di atas puncak dan ± 957 meter di atas permukaan air laut.

Kolom abu erupsi ini terlihat berwarna kelabu hingga hitam. Hari jumat ini, wisatawan dan masyarakat tidak diizinkan untuk beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah.

Baca Juga: 14,7 Juta Pemudik Menuju Jabar, Ini Persiapan Pemkot Bandung

Baca Juga: Hayley Williams Tampil bareng Billie Eilish di Coachella 2022, Kemunculan Hayley dan Paramore Setelah Hiatul


Kamis, 21 April 2022: Erupsi terjadi di pukul 06.23 WIB dengan tinggi kolom abu ± 800 meter di atas puncak. Kolom abu terlihat berwarna kelabu hingga hitam.

Erupsi ini juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dengan durasi 75 detik. Masyarakat direkomendasikan beraktivitas menjauhi radius 2 km dari kawah.

Erupsi juga terjadi berkali-kali pada senin, 18 April 2022. Erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi hingga lima kali mulai dari pukul 07.14 WIB dan terakhir terjadi pukul 15.58 WIB.

Dalam konferensi pers, Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG menyebutkan BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau dan muka air laut di Selat Sunda.

Pada 2018, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau memicu longsor di lereng gunung yang menyebabkan tsunami di pesisir pantai Banten dan Lampung.

Karena belakangan status Gunung Anak Krakatau naik level, BMKG meminta masyarakat waspada terhadap potensi gelombang tinggi, terutama di malam hari karena terbatasnya penglihatan.

Dalam konferensi pers, Dwikorita Karnawati juga menekankan agar masyarakat tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab.

Pastikan hanya mendapatkan info yang bersumber dari PVMBG-Badan Geologi, BMKG, dan BPBD setempat.

Masyarakat juga bisa melihat aktivitas Gunung Anak Merapi melalui 3 kamera CCTV di laman magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/cctv/KRA.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler