Dicurhati Penyintas dan Korban Kekerasan Seksual, Cak Imin Menangis

- 26 Januari 2022, 23:03 WIB
Wakil Ketua DPR RI bidang Kokesra, Muhaimin Iskandar, tampak menitikkan air mata mendengar kisah para penyintas dan korban kekerasan dan pelecehan seksual, pada hari Rabu pagi, 26 Januari 2022 di Yayasan Gembala Baik, Jakarta.
Wakil Ketua DPR RI bidang Kokesra, Muhaimin Iskandar, tampak menitikkan air mata mendengar kisah para penyintas dan korban kekerasan dan pelecehan seksual, pada hari Rabu pagi, 26 Januari 2022 di Yayasan Gembala Baik, Jakarta. /Humas Kemnaker/

BERITA KBB -Wakil Ketua DPR RI bidang Kokesra, Muhaimin Iskandar, tampak menitikkan air mata mendengar kisah para penyintas dan korban kekerasan dan pelecehan seksual, pada hari Rabu pagi, 26 Januari 2022 di Yayasan Gembala Baik, Jakarta.

Pada kesempatan itu Muhaimin Iskandar berdialog dari hati ke hati dengan para penyintas, dan menyimak dengan serius semua kisah-kisah kekerasan dan pelecehan seksual yang mereka alami.

Menurut Cak Imin, kasus kekerasan dan pelecehan seksual di Indonesia harus dihentikan mulai hari ini, mengingat jumlah kasusnya terus naik. Sehingga pengesahan RUU TPKS menjadi prioritas bagi bangsa ini.

Baca Juga: Rumah Zakat Dirikan Dua Pos Bantuan untuk Penyintas Erupsi Gunung Semeru


“Saya memilih bersuara, kekerasan dan pelecehan seksual harus kita akhiri. Saya tidak sanggup mendengar kisah kawan-kawan penyintas. Ingatan yang justru ingin kawan-kawan lupakan. Saya pastikan RUU TPKS akan segera disahkan. Kita sudahi kasus kasus banal seperti itu,” kata Muhaimin Iskandar.


Pada kesempatan yang sama, Muhaimin Iskandar meminta kepada para penyintas untuk mengindentifikasi hal-hal apa saja yang mereka harapkan dari pemerintah, supaya mereka dapat melanjutkan hidup dengan baik. Muhaimin berjanji akan mendorong harapan tersebut dapat diwujdukan, dan berlaku untuk semua penyintas dan korban kekerasan dan pelecehan seksual di seluruh Indonesia.


“Saya datang ke sini tidak untuk memberikan nasihat, sebab bukan itu yang mereka butuhkan saat ini. Mereka harus melanjutkan hidup, dan kita pastikan kita ada di sisi mereka. Itu politik kesejahteraan yang saya maksud, bahwa tidak ada anak bangsa yang tercecer,” kata Muhaimin Iskandar.

Baca Juga: Antrean Pemohon Plasma Darah di PMI Kota Bandung Capai 600 orang, Ayo Penyintas Covid-19 Ikuti Gerakan Ini


Dalam dialog yang berlangsung selama satu jam tersebut, Muhaimin Iskandar terlihat serius menyimak kisah-kisah para penyintas. Tanpa menyebutkan nama, alamat dan tempat tinggal saat ini, para penyintas terlihat nyaman mengisahkan kekerasan dan pelecehan seksual yang mereka alami,


“Kami butuh tempat untuk bercerita dengan nyaman. Kami butuh untuk didengar. Karena kami harus melupakan peristiwa “yang justru selalu kami takutkan akan terjadi lagi,” kata Sari (nama samaran), salah seorang penyintas.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x