Wajib Tahu! Ini Dia Efek Samping Vaksinasi Booster

- 15 Juli 2022, 07:28 WIB
Ilustrasi. Vaksin Booster
Ilustrasi. Vaksin Booster /pixabay/WiR_Pixs
 
 
BERITA KBB - Vaksinasi booster kali ini turut menjadi perhatian warga di Indonesia. Pasalnya pemerintah masih terus menggalakkan program vaksinasi booster atau dosis ketiga di tengah masyarakat. 
 
Sama seperti vaksinasi tahap ke 1 dan 2, seluruh masyarakat bisa mengakses vaksin booster ini secara gratis diseluruh puskesmas terdekat dilingkungan masyarakat.
 
Terdapat 5 jenis vaksin yang telah menerima izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) sebagai vaksin booster.
 
 
Vaksin tersebut terdiri dari vaksin jenis Sinovac atau Coronavac PT Bio Farma, Comirnaty oleh Pfizer, AstraZeneca atau Vaxzevria dan Kconecavac, Moderna, dan Zifivax.
 
Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan atau dikenal dengan BPOM pun telah resmi memberikan persetujuan kepada lima vaksin Covid-19 tersebut sebagai vaksin booster .
 
Nah, bagi kalian yang masih belum memahami mengenai jenis kelima vaksin yang sudah lolos pemeriksaan BPOM sebagai vaksin booster, berikut simaklah penjelasannya beserta efek samping yang diciptakan oleh vaksin tersebut.
 
 
Dilansir dari cnb.indonesia, Ini dia penjelasan mengenai 5 vaksin tersebut dan efek sampingnya :
 
1. Vaksin Sinovac dari Bio Farma
 
Vaksin Coronavac atau Sinovac dari Bio Farma adalah vaksin pertama yang diizinkan sebagai vaksin booster atau vaksin dosis lanjutan homolog yang diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksin primer dosis lengkap Coronavac atau Sinovac untuk usia 18 tahun ke atas.
 
BPOM mengatakan, Sinovac sebagai vaksin booster dapat meningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 21 - 35 kali setelah 28 hari pemberian booster atau dosis lanjutan.
 
Adapun efek samping vaksin booster dari Bio Farma adalah:
 
- Menimbulkan reaksi lokal atau nyeri pada lokasi suntikan
- Tingkat keparahan efek sampingnya adalah grade satu dan dua
 
2. Vaksin Pfizer
 
Vaksin Comirnaty dari Pfizer sebagai vaksin booster atau dosis lanjutan homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksin primer dosis lengkap Pfizer untuk usia 18 tahun ke atas.
 
Vaksin ini memiliki tingkatan nilai titer antibodi netralisir setelah satu bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali. Adapun efek samping yang mungkin timbul setelah suntikan dosis booster vaksin ini adalah:
 
- Nyeri pada lokasi suntikan;
- Nyeri otot;
- Nyeri sendi;
- Demam.
 
 
3. Vaksin AstraZeneca
 
Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) merupakan vaksin yang sudah diizinkan menjadi vaksin booster homolog dan diberikan sebanyak 1 dosis setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca untuk usia 18 tahun ke atas.
 
Vaksin AstraZeneca sebagai vaksin booster memiliki peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG dari 1792 (sebelum suntik dosis vaksin booster) menjadi 3746. Adapun efek samping yang mungkin ditimbulkan dari vaksin booster AstraZeneca adalah:
 
- Nyeri di lokasi suntikan
- Kemerahan;
- Gatal;
- Terdapat pembengkakan;
- Sakit kepala;
- Meriang atau demam;
- Mual;
- Rasa lelah.
 
 
4. Vaksin Moderna
 
Vaksin Moderna sebagai vaksin booster homolog dan heterolog dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer atau Jenssen dapat diberikan dengan dosis setengah (half dose) untuk usia 18 tahun ke atas yang diberikan setelah 6 bulan dari vaksinasi primer.
 
Vaksin Moderna sebagai vaksin booster memberikan kenaikan respon imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali sesudah pemberian vaksin booster homolog. Adapun efek samping vaksin booster Moderna yang bisa terjadi adalah:
 
- Rasa lemas;
- Sakit kepala;
- Meriang atau demam;
- Mual.
 
5. Vaksin Zifivax
 
Vaksin Zifivax diizinkan sebagai vaksin booster heterolog dengan dosis penuh untuk yang berusia 18 tahun ke atas dan diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan vaksin primer dosis lengkap dari Sinovac atau Sinopharm.
 
Vaksin Zifivax memiliki tingkatan titer antibodi netralisir lebih dari 30 kali bagi yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm. Efek samping yang bisa timbul setelah pemberian vaksin booster Zifivax adalah:
 
- Nyeri pada lokasi suntikan;
- Nyeri otot atau myalgia;
- Sakit kepala;
- Merasa kelelahan;
- Demam;
- Mual;
- Diare (tingkat keparahan grade satu dan dua);
- Rasa mual.
 
Namun selain dari efek samping setiap vaksin tersebut, ada juga efek samping yang umumnya terjadi ketika seseorang telah melakukan vaksin booster Covid-19 ini.
 
Efek samping ini tergolong normal dan menjadi tanda bahwa tubuh sedang membangun perlindungan. Gejala biasanya akan hilang dalam beberapa hari.
 
Beberapa efek samping vaksin booster yang umum terjadi antara lain:
 
- nyeri pada area suntikan,
- pusing,
- sakit kepala,
- kelelahan,
- nyeri otot,
- nyeri sendi, dan
 - demam (suhu tubuh di atas 38℃).
 
Dengan demikian, pemberian vaksin booster COVID-19 dinilai aman, hal tersebut pun dinilai dari efek samping vaksin booster ini terbilang masih bisa ditoleransi oleh sebagian besar orang.***
 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x