Network
Berita KBB - Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan siap bila dipercaya menjadi ketua umum partai pohon beringin itu. Luhut menyebut tidak memiliki kepentingan yang besar untuk mengemban jabatan tersebut.
Kesiapan Luhut bila didapuk sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Munas 2024 nanti, bergantung apakah ia mendapat dukungan dari para kader. “Kalau didukung, mau,” ujarnya di Denpasar, Selasa seperti dikutip Berita KBB dari Antaranews, Selasa 25 Juli 2023.
Luhut juga menampik memiliki masalah pribadi dengan Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Partai Golkar petahana, dan mengaku tidak mengetahui siapa saja yang ingin maju. Dirinya menyatakan hanya akan menunggu keputusan partai.
“Airlangga itu teman baik saya, tidak ada masalah. Soal itu tadi (menjadi Ketum Partai Golkar, red) biarkan saja mekanisme mereka jalan, saya nunggu saja, tidak ada juga kepentingan yang menggebu-gebu di situ,” ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan Kesadaran Ekosistem Pesisir Sehat, BAF Tanam 20 Ribu Bibit Pohon Bakau di 6 Area
Luhut juga tidak mau menyalahkan Airlangga atau siapapun soal elektabilitas Partai Golkar yang menurun menjadi 9,2 persen berdasarkan survei tatap muka Indikator Politik Indonesia.
Ia berpendapat, penurunan elektabilitas Partai Golkar agar disikapi dengan upaya perbaikan di tubuh partai, di mana peranan elite partai memegang kontrol besar.
Diketahui, menurut anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam, Luhut dan Wakil Ketua Umum Golkar Bambang Soesatyo adalah 2 kandidat yang pantas menjadi penerus Airlangga.
Sisi lain, Bamsoet menyatakan ingin maju sebagai calon ketua umum pada Munas 2024 mendatang, pasalnya pada Munas 2019 dirinya urung maju menjadi orang nomor 1 di partai pohon beringin tersebut..
"Dari dulu, saya sudah calon (ketua umum Partai Golkar, red), tetapi saya tidak meneruskan, kan saya tidak berusaha untuk pencalonan. Mudah-mudahan tahun depan, kalau situasi memungkinkan, saya akan mencalonkan diri," ungkap Bamsoet, Rabu 26 Juli 2023 kemarin.
Adapun terkait dukungannya terhadap Airlangga yang mendapat desakan mundur, Bambang menyebut hal itu bergantung pada situasi partai.
"Sangat tergantung situasi partai, ya, karena ‘kan yang menentukan itu ‘kan daerah," pungkas Bamsoet.***
