BERITA KBB- PADA bagian pertama Ketua Umum keempat, A Munadi dalam sambutannya di Buku Peringatan Ulang Tahun terbitan tahun 1958 mengupas tempat berdirinya PERSIB, maka di bagian kedua ini, A.Munadi bercerita perjalanan badan yang dulunya masih sebagai induk sepakbola Bandung itu.
Menurut dia, perjalanan PERSIB beberapa bulan dan tahun setelah didirikan cukup menyedihkan.Selain harus menggunakan lapangan Tegallega yang kondisinya sangat memprihatinkan karena konjungtur lapangan yang berbukit dan tidak rata, memaksa PERSIB harus menjalankan kompetisinya dari satu tempat ke tempat yang lain.
Bagi A.Munadi kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan lantaran dua lapangan yang ada yang dianggap bagus yaitu, Lapangan UNI dan SIDOLIG dikuasai oleh orang - orang Belanda dibawah Bandoengsche Voetbal Bond (Perkumpulan Sepakbola Belanda).
Baca Juga: (Bagian Pertama) Ditemukan Buku Kuno yang Mengungkap Fakta Baru Sejarah Kelahiran PERSIB
Baca Juga: Harga Emas Logam Mulia Turun
"Pada waktu itu keadaan PERSIB serba kurang, baik tentang keuangan, alat-alat maupun tentang keadaan lapangannja.Terlebih pula pada waktu itu mendapat tekanan berat dari BandoengscheVoetbal Bond," sebutnya.
Tetapi kata Munadi, pada tahun 1937 datanglah pertolongan yang tidak disangka - sangka dari tokoh Bandung yang kemudian menjadi Walikota Bandung keempat masa Kemerdekaan yaitu R Moh Enoch.
"Berkat pertolongan Sdr Ir. Moh Enoch, maka pada tahun 1937 seluruh lapangan Tegallega mendjadi rata (tidak berbukit - bukit lagi. Dengan keadaan demikian dapatlah diusahakan 4 buah lapangan sepakbola diantaranja, satu ditengah - tengah dan dipagar dengan seng jang dapat dipergunakan untuk mengadakan pertandingan - kompetisi," tulis Munadi dengan ejaan yang masih lamanya.
Baca Juga: FTV pagi Rabu 7 Oktober 2020, Beauty and The Lutung Kasarung, Link Live Streaming