Pengabdian Kepada Masyarakat, Mahasiswa Unisba Deteksi Stunting Melalui Pemdampingan Anthropometri

1 Februari 2024, 17:33 WIB
/istimewa/

BERITA KBB - Universitas Islam Bandung telah berlangsung RESVEX 5th (Research And Community Service Expo),  di Aula Kampus Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu, 31 Januari 2024.

Event ini digelar dengan tujuan untuk membangun konektivitas antara perguruan tinggi dengan masyarakat umum dalam bentuk produk inovasi, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pameran karya sivitas akademika Unisba baik dosen dan mahasiswa yang digelar salah satunya adalah penampilan poster hasil pengabdian kepada masyarakat dosen dan mahasiswa Unisba dari Fakultas Kedokteran (FK) Unisba, dengan pembiayaan Hibah Internal yang dilakukan pada bulan April‒Desember 2023 yang bekerja sama dengan Puskesmas Margahayu Raya dengan judul Deteksi Stunting Melalui Pendampingan Anthropometri di Wilayah Kerja PKM Margahayu Raya Kota Bandung.

Baca Juga: Tampung Ide Kreatif dan Inovatif, Prodi Manajemen FEB Unisba Gelar Student Creativity 2023

Pengabdian ini diketuai oleh Dr. Wida Purbaningsih, dr., M.Kes.dengan anggota Dr. Lisa adhia Garina, dr., M.Si.Med dan Susan Fitri, dr. MM, serta 8 orang mahasiswa FK Unisba.

Menurut Wida kegiatan PKM ini, diawali dengan pembukaan PKM pada tanggal 9 Agustus 2023 dihadiri oleh camat Buah Batu Edi Juhendi, S.IP., MM, dokter kepala Puskesmas Margajayu Raya, kepala desa Cijawura dan kepala desa Margasari, tim penggerak PKK kecamatan dan desa, juga perwakilan 2 orang kader Posyandu dari 33 RW.

"Sebagai latar belakang kegiatan adalah berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan kepala Puskesmas Margahayu Raya, pada tahun 2022 terdapat 270 balita gizi kurang dan 24 anak BGM (bawah garis merah), 6 balita gizi buruk, dan 346 anak stunting yang tersebar di 20 RW di kelurahan Margasari, dan 12 RW di Kelurahan Cijawura.", kata Wida.

Baca Juga: Terapkan Pengetahuan dan Kemampuan, 168 Mahasiswa FK Unisba Ikuti EDRM

Permasalahan stunting berhubungan dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor tersebut adalah masih rendahnya dan perlu ditingkatkan pengetahuan kader Posyandu dalam melakukan penimbangan dan deteksi dini anak stunting.

"Tujuan PKM ini melakukan pelatihan kader posyandu sebagai garda terdepan setelah orang tua anak yang mampu mendeteksi dini kejadian stunting," tutur Wida.

Harapannya dengan deteksi dini, penanganan cepat dan tepat, dampak buruk anak stunting dapat segera ditangani dengan baik.

Baca Juga: PSPPA Unisba Gandeng Stikes Dharma Husada Bandung Berikan Penyuluhan PHBS dan Dagusibu di Sumedang

Metode pelaksanaan PKM ini terdiri dari 3 tahap, ke-1 dengan metode talk show interaktif tentang cara pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar lengan kepala dan lengan atas kepada 2 orang perwakilan  kader  posyandu seluruh RW di kecamatan Buah batu.

Sebelum dan sesudah tahap-1 dilakukan pre dan post tes untuk mengetahui derajat pengetahuan para kader posyandu tentang antropometri.

"Tahap-2 dilakukan analisis data hasil pre dan post test. Tahap ke-3 dilakukan pendampingan langsung di lapangan kepada kader di saat pelaksanaan posyandu untuk menilai langsung penerapan hasil kegiatan tahap-1", ujar Wida.

Baca Juga: KKL Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Unisba Ramu Kembangkan Desa Wisata Laksana

Kolaborasi dengan petugas puskesmas dan tim Pengabdi Fakultas Kedokteran Unisba merupakan bentuk pengamalan misi Unisba, menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlakul karimah, yang peduli dan mampu menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Gambaran IPTEK yang dilakukan pada kegiatan ini berupa talk show interaktif antara kader posyandu dengan nara sumber dosen pengampu dan pakar ilmu kesehatan anak dalam pendampingan pengukuran yang benar dalam antropometri anak balita yang datang ke posyandu, tayangan video dan film tentang dampak stunting, mulai dari penyebab, bagaimana gejala dan terapi dan pencehagannya.

Hasil PKM adalah tersosialisasikannya cara pengukuran dan interpretasi antropometri yang tertera dalam kartu menuju sehat (KMS) kepada para kader posyandu.

Baca Juga: Mahasiswanya Menggelapkan Uang, Ini Tanggapan Unisba

Diharapkan dengan pengukuran yang tepat, dan interpretasi hasil pengukuran yang benar akan dapat membantu dalam mendeteksi dini anak dengan kejadian stunting.***

 

Editor: Ade Bayu Indra

Tags

Terkini

Terpopuler