Terbakarnya baterai menjadi kekhawatiran utama bagi produsen mobil listrik, meskipun kasusnya jarang terjadi. Meskipun datanya belum cukup, para peneliti telah menyatakan bahwa sebagian besar kendaraan listrik memiliki risiko rendah kebakaran baterai.
Ketika baterai lithium-ion kendaraan listrik terbakar, api akan lebih cepat merambat, lebih panas, dan membutuhkan usaha ekstra untuk memadamkannya.
Untuk mengantisipasi hal ini, sejumlah kota di Amerika Serikat telah melatih kembali unit kedaruratan mereka untuk cepat tanggap menghadapi insiden serupa.
Diketahui, salah satu insiden serius terkait kebakaran baterai mobil listrik dialami oleh Chevrolet Bolt. Kendaraan listrik ini di-recall setelah muncul laporan 19 kasus kebakaran baterai akibat sel baterai yang sudah rusak dari LG selaku pihak penyuplai.
Chevrolet pun terpaksa menghentikan sementara produksi setelah update software gagal mencegah kasus serupa lainnya. Meski begitu, pihak produsen kembali dapat meneruskan produksi setelah memasangkan baterai baru.***