Pulihkan Ekonomi, Pengusaha Diharap Optimis Bangkit dari Pandemi

24 September 2021, 13:15 WIB
Pengusaha sektor perikanan minta pemerintah buka kembali rumah makan dan restoran, tidak butuh bantuan modal. /Wahana Frozen Fresh Fish/

BERITAKBB - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengingatkan para pelaku usaha tentang dua disrupsi yang saat ini sedang terjadi. Kedua disrupsi tersebut yakni revolusi industri 4.0 dan juga pandemi COVID-19.

Meskipun begitu, Ridwan Kamil mengajak kepada para pelaku usaha tetap menjaga optimisme untuk memulihkan perekonomian.

"Jadi saya ingin mengajak dulu kawan-kawan sementara untuk optimis," ujar Ridwan Kamil saat Dialog Pemulihan Ekonomi Jawa Barat yang dilakukan secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis, 23 September 2021.

Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi Keluarga Melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Menurut Ridwan Kamil, saat ini satu disrupsi yakni pandemi COVID-19 sudah berangsur membaik. Hal ini terlihat dari beberapa indikator penanganan COVID-19 yang mulai membaik.

Sebagai salah satu contohnya adalah tingkat keterisian kamar tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit untuk COVID-19 yang kini berada di angka 6 persen. Sebelumnya, angka BOR RS untuk COVID-19 pernah mencapai 91 persen pada saat varian delta masuk ke Indonesia.

Dari sisi makro juga, ekonomi Jabar menunjukkan tanda-tanda positif. Pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 tumbuh 6,13 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Baca Juga: Ekonomi Kreatif Digaungkan pada Connecticity International Conference on Creative Economy 2021

Dari sisi ekspor juga, Jabar tercatat sebesar USD21.556 miliar pada periode Januari hingga Agustus 2021. Angka ini setara dengan 15,18 persen dari total ekspor Indonesia dan menjadikan Jawa Barat juara pertama dari sisi ekspor.

Sementara itu, investasi Jawa Barat juga menjadi yang paling tinggi di Indonesia. Adapun Penanaman Modal Asing (PMA) Jawa Barat mencapai USD1,5 miliar atau 19,85 persen dari total realisasi PMA Indonesia.

"Karena problem pertama baru selesai yaitu si serangan varian delta yang memutus interaksi fisik baru minggu minggu ini berhasil kita kendalikan. Sehingga pertemuan tatap muka, fisik interaksi sosial akan kita perbaiki," kata Emil.

Baca Juga: Jabar Bali Bahu Membahu Pulihkan UMKM, Solidaritas Dua Daerah Bangkitkan Ekonomi

"Saat ini keterisian rumah sakit di Jabar mencapai 6 persen, yang sebelumnya 91 persen. Saya sangat bersyukur tapi juga harus tetap waspada sampai betul-betul COVID-19 mereda," imbuhnya.

Ridwan Kamil berpesan agar para pelaku usaha untuk membuat daftar apa saja yang mempengaruhi ekonomi Jabar akibat pandemi. Daftar tersebut kemudian digolongkan berdasarkan kewenangan dan lingkup permasalahnya.

Urutan pertama adalah masalah ekonomi yang diakibatkan oleh isu global. Daftar permasalahan yang berkaitan dengan isu global tersebut kemudian akan disampaikan kepada para Duta Besar Indonesia di negara lain.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi Kota Bandung, Salapak Akan Dibangun di Beberapa Titik di Kota Bandung

Kemudian urutan kedua adalah masalah ekonomi yang berasal dari isu nasional. Nantinya, permasalahan ini akan dibawa oleh Ridwan Kamil untuk disampaikan kepada stekholders berkaitan.

Kemudian permasalahan ekonomi yang berkaitan dengan Pemerintah Provinsi. Untuk permasalahan ini kata Ridwan Kamil, dirinya bisa langsung melakukan keputusan sebagai salah satu contohnya adalah yang berkaitan dengan kebikakan relaksasi pajak kendaraan bermotor.

Urutan terakhir adalah permasalahan yang berkaitan dengan regional. Dalam hal ini kata Ridwan Kamil, dirinya juga bisa ikut membantu dengan cara memberikan instruksi kepada bupati dan wali kota.

Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi, Kesejahteraan, dan Gali Potensi Wisata Jabar Selatan, Jalur Tengah Selatan Dibangun

Terkait dengan disrupsi akibat revolusi industri 4.0, kata Ridwan Kamil, memang ada beberapa pekerjaan yang akan hilang. Namun akan ada banyak juga pekerjaan baru yang akan muncul.

"Kita mengalami dua disrupsi. Disrupsi pertama itu belum dipahami dan belum selesai, yaitu disrupsi 4.0. Disrupsi 4.0 masih kita telaah, akan hilang 73 juta pekerjaan, tapi juga akan hadir 150 juta pekerjaan baru," tambahnya.

Oleh karena Ridwan Kamil meminta agar seluruh pihak ini mulai memakai cara berpikir baru dalam menghadapi dua disrupsi ini. "Saya menduga jangan-jangan momentum sudah berubah. Saya titip mana yang analisa masih pakai logika lama. Seolah-olah tidak ada 4.0 dan COVID-19," kata Ridwan Kamil. ***

Editor: Ade Bayu Indra

Tags

Terkini

Terpopuler