Baca Juga: Pemekaran Kota Lembang dari Kabupaten Bandung Barat Dinilai Layak, Ini Alasannya
Untuk menambah daya listrik dalam memenuhi permintaan kebutuhan tenaga listrik pada sistem kelistrikan Jawa- Bali, terutama pada saat beban puncak, saat ini juga tengah dalam proses pembangunan PLTA Upper Cisokan di Kecamatan Gununghalu.
PLTA ini diperkirakan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1.040 megawatt (MW), tertinggi dari PLTA Cirata dengan kapasitas1.000 MW dan PLTA Saguling700 MW.
- Pertigaaan Beatrix
Pertigaan Beatrix merupakan persimpangan antara Jalan Raya Lembang dengan Jalan Kolonel Masturi. Orang-orang yang mau ke Lembang dari arah Bandung atau Cimahi, begitu pula sebaliknya, pasti bakal melewati pertigaan ini.
Banyak yang menduga, nama Beatrix mengacu kepada seorang ratu yang memerintah negeri Belanda pada 1980-2013. Namun, dugaan ini diragukan mengingat ratu tersebut memerintah negeri kincir angin setelah Indonesia merdeka. Sementara pertigaan Beatrix sudah dikenal jauh sebelum itu.
Baca Juga: Bupati Bandung Barat Tolak Pemekaran Kota Lembang, Ini Alasannya
Pertanyaan mengenai nama Pertigaan Beatrix sedikit terkuak ketika pemerhati sejarah dari Lembang Heritages, Antonius Jansz menanyakan hal tersebut kepada ayahnya, Billy Jansz (77) yang kini menetap di Desa Jayagiri, Lembang.
Menurut Billy, Pertigaan Beatrix menjadi populer di kalangan masyarakat karena persis di pertigaan itu terdapat villa yang bernama Beatrix. Namun saat ini, vila tersebut tidak tampak. Yang ada, hanyalah bangunan tua yang kumuh dan tak berpenghuni.
- Makam Oto Iskandardinata
Oto Iskandardinata adalah pahlawan nasional asal Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Namanya sempat diabadikan dalam pecahan uang Rp 20.000. Selain itu, ia dijuluki dengan nama Si Jalak Harupat, yang kini diabadikan sebagai nama stadion di Kabupaten Bandung.
Makam Oto Iskandardinata berada di Jalan Raya Lembang-Bandung, tepatnya di Kampung Pasirpahlawan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Meski demikian, makam tersebut hanyalah sebagai simbol, sebab hingga kini tidak diketahui keberadaan jasad pencetus pekik Merdeka itu.*** (Cecep Wijaya Sari/Berita KBB)