Umpan Clickbait Menjamur di Internet, Bukti Minat Masyarakat Masih Tinggi

2 Februari 2023, 20:05 WIB
Umpan Clickbait Menjamur di Internet, Bukti Minat Masyarakat Masih Tinggi /Pixabay.com/Antho G/

 

BERITA KBB - Muhammad Bayu Pratama selaku mentor Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) berikan pemahaman kepada content creator batch 52 PRMN dari seluruh Indonesia, di mana saya ikut andil sebagai pesertanya. 

Di kesempatan itu, ia menjelaskan bagaimana media berita yang berorientasi pada kuantitas seringnya melibas moral-moral sebagai jurnalis yang beretika.

Kuantitas di sini dapat diartikan sebagai seorang penulis yang berfokus pada pemasukan; berorientasi pada jumlah page view. Maka berbagai cara untuk meraup para pembaca, salah satunya adalah dengan menerapkan praktik clickbait pada judul artikel.

 Baca Juga: TEKS Surat Yasin dengan BACAAN Arab dan Latin, Lengkap 83 Ayat disertai Terjemahan Bahasa Indonesia

Bayu sendiri mengibaratkan judul bak mahkota tulisan, di mana jutaan penulis di samudera ini, terutama di lingkar Hindia dan Pasifik bertarung dalam tiga detik pertama, berlomba-lomba membuat mahkota yang bersinar terang, gemerlap menyilaukan mata pembacanya. 

Mungkin ada sebagian yang menjauh karena silau itu tampak mencurigakan, namun banyak pula yang justru terpikat akan sinarnya. Maka, abracadabra! Tahu-tahu kini Anda sudah berada dalam mulut ikan anglerfish.

Karena wahai~ tak selalu yang bersinar itu indahh~

Sebenarnya, untuk menangkis pikatan itu dapat dilihat dengan sekilas. Beberapa lagi memang membutuhkan terawangan yang lebih awas. Namun, tak perlu khawatir! Artikel Clickbait Semakin Merajalela? Berikut Cara Ampuh Mengatasinya!

Perhatikan Judul Artikel

Kala itu, judul-judul “bombastis” kerap mewarnai laman Google saya. Jujur, saya tidak ambil pusing selain karena saya tahu modulnya, saya percaya diri akan bebas dari segala praktik modus ini.

Namun, sampailah hari di mana kesombongan itu menyiasati saya. Tatkala tayang push notification membawakan berita kematian tokoh politik—sebut saja beliau adalah salah satu mantan capres di 2014—yang seketika membuat gelap jari tangan saya.

Sungguh, entah ilmu apa yang dipakai sang penulis. Tetapi jika sejenak saya mau meresapi, maka akan tampak jelas bahwa judul artikel itu sebetulnya aneh, ambigu, dan tidak berkualitas untuk kasus yang serius.

 Baca Juga: Ciri-Ciri Lingkungan Kerja yang Toxic, Kenali Sebelum Terlambat dan Kapan Sebaiknya Resign

Sehingga, dapat saya katakan kepada para pembaca budiman, untuk mau dan selalu meluangkan waktu agar tidak tergesa-gesa, terpancing emosi, terlebih kepada judul-judul berita di push notification.

Judul Cacat Logika dan Hiperbola

Cermati petikan judul di bawah ini; sebagian saya ambil dari sumber nyata, sebagian lain saya sensor, lainnya adalah hasil dari kreasi saya.

"Astagfirullah! Bikin KAGET! Ada Pasien Ubur-ubur", "ASTAGA! Bocah Anu Hamili si Anu, 5 Fakta Hubungan Keduanya!", "Luar Biasa! Intip Cara VIP Agar Bisa Masuk Surga!", "Ckckck! Suara Ngakak Kuntilanak", "Kumpulan Kata-kata Bijak, No. 5 Bisa Bikin Tobat!"

 Baca Juga: Kiat Cermat Menjadi Konten Kreator Hebat

Bila bahasa judul berita sudah cacat logika dan melenceng seperti di atas, Anda seharusnya sudah mengetahui maksud hati sang penulis—sudah pasti tujuannya bukan untuk mengedukasi Anda. 

Beberapa yang dapat disimpulkan dari contoh-contoh itu adalah: judul clickbait dirancang dengan menggunakan kalimat yang hiperbola, kalimat tidak baku, cocoklogi, terdapat pola tanda baca “?!”, dan frasa yang mengeksploitasi celah keingintahuan pembaca.

Judul di atas dapat Anda lihat di peramban mana saja, bertabur-bertebaran. Alasannya sederhana, penulis berlandaskan ideologi bahwa pembaca adalah makhluk yang mudah diperdaya. 

Tidak cukup dengan mencemooh logika, ia juga sengaja memancing emosi pembaca. Bila tak awas, Anda bisa dimanipulasi untuk mengklik, membagikan, atau bahkan memviralkan di media sosial. 

Karenanya, penting untuk selalu menahan diri agar tidak menghujat si penulis melalui artikelnya, sebab cara itu justru mendatangkan profit bagi si penulis.

 

Waspada dengan Artikel Listicle

Artikel listicle atau artikel yang terdiri dari serangkaian fakta, poin, pula daftar, dibungkus dengan format soft news/feature, sangat sering menyelundupkan maksud sebenarnya.

Tak lain adalah untuk menangkap para pembaca, menjerumuskan pembaca ke ruang hampa, dan pulang dengan rasa kecewa.

Salah satu contoh artikel clickbait listicle adalah, “10 Foto Nikita Mirzani di Bali, No 6 Bikin Tercengang!”

Bila Anda benar rindu dan ingin melihat Nikita Mirzani, maka sah-sah saja. Namun pahamilah bahwasanya artikel tersebut sesungguhnya telah mempermainkan alam bawah sadar Anda.

Dari penelitian dijelaskan jika artikel listicle yang menggunakan taktik clickbait, terbukti berhasil meningkatkan traffic kunjungan suatu situs.

Bila sudah demikian, lantas bagaimana dengan artikel, 10 Cara Bersyukur kepada Allah Sesuai Ajaran Islam” yang isinya betul menjelaskan 10 cara rinci mensyukuri nikmat Allah?

Lebih lanjut, simak penjelasannya di bawah ini:

Listicle Clickbait Vs Artikel Hook

"Clickbait itu menyebalkan. Menyebalkan karena Anda mengira ia adalah sesuatu yang bernilai tinggi, tetapi ternyata itu adalah kotoran sapi," ujar Ross Andrew Simons, mengenai perbedaan antara artikel clickbait dengan artikel yang berstrategi.

Perbedaannya sederhana. Inti dari artikel clickbait terletak pada tujuannya. Ia hadir sebagai cara untuk mengelabui pemirsa demi mengejar klik; moneter, atau ajang narsis melalui pengorbanan kualitas isi artikel, dan sebagai bentuk cemooh kepada individu pembaca.

Clickbait menciptakan keterputusan antara judul dan konten, sementara hook menarik pembaca dan memberikan apa yang mereka cari, entah itu nilai, hiburan, edukasi, atau inspirasi.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler