Facebook Dituntut $150 Miliar Oleh Pengungsi Rohingya Karena Mengaktifkan Genosida Di Myanmar

- 15 Desember 2021, 22:18 WIB
Dianggap telah berkontribusi dalam kekerasan yang menimpa Rohingya, Facebook dituntut sebesar 150 miliar Dolar AS.
Dianggap telah berkontribusi dalam kekerasan yang menimpa Rohingya, Facebook dituntut sebesar 150 miliar Dolar AS. /Foto: REUTERS/Dado Ruvic/
BERITA KBB - Facebook, sekarang di bawah naungan Meta, sedang digugat oleh pengungsi Rohingya karena memungkinkan ujaran kebencian atau mengaktifkan genosida di Myanmar.

Genosida adalah perbuatan yang dilakukan untuk menghancurkan seluruh atau sebagian kelompok, bangsa, ras,kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara membunuh angggota kelompok.

Dilansir BERITA KBB dari laman Indiatimes bahwa, lusinan pengungsi Rohingya di Inggris dan Amerika Serikat telah menggugat Facebook, mengklaim itu memungkinkan "penyebaran informasi yang salah dan berbahaya untuk berlanjut selama bertahun-tahun."
 
 
 
Baca Juga: Facebook Akhirnya Menghentikan Sementara Proyek Instagram Kids Setelah Mendapat Banyak Kritikan

Menurut perkiraan, sekitar 10.000 Muslim Rohingya dibunuh di Myanmar pada tahun 2017 saja.

Pengungsi Rohingya di Inggris meminta kompensasi $150 miliar, mengklaim bahwa Facebook dan platform saudaranya seperti Instagram mempromosikan genosida Rohingya di Myanmar.

Meta, di sisi lain, mengklaim bahwa ia telah mengambil tindakan yang cukup untuk "menjaga orang tetap aman."
 
 
 
Baca Juga: Biodata Lengkap Anoure Aslama Pramugara Sebuah Maskapai Penerbangan, Ada Nama Panggilan hingga Akun Facebook

Peran Facebook dalam genosida Rohingya

Dalam surat itu, para pengungsi menuduh bahwa algoritme Facebook "menguatkan ujaran kebencian terhadap orang-orang Rohingya," lapor BBC.

Selain itu, para pengungsi mengklaim bahwa Facebook tidak berbuat banyak dan "gagal berinvestasi" pada moderator yang memiliki pengetahuan penuh tentang tingkat kekerasan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar.
 
 
 
Baca Juga: Profil dan Biodata Dhani Satpol PP Gowa yang Memukul Ibu Hamil Pemilik Toko, Ada Instagram, Twitter, Facebook

Facebook juga dilaporkan gagal menghapus akun yang berusaha menghasut kekerasan terhadap Rohingya.

Di AS juga, pengacara mengajukan keluhan terhadap Facebook atas kesediaannya "untuk memperdagangkan nyawa orang-orang Rohingya untuk penetrasi pasar yang lebih baik" di Myanmar.

Facebook digunakan oleh 20 juta orang di Myanmar. Pada tahun 2018, Facebook mengaku tidak berbuat cukup untuk melawan ujaran kebencian dan kekerasan yang dihasut di platformnya terhadap Rohingya. 
 
 
 
Baca Juga: Terjadi Lagi, Instagram, WhatsApp, dan Facebook Messenger Down pada Sabtu, 20 Maret 2021 Dini Hari

Laporan lain, yang ditugaskan oleh Facebook mengklaim bagaimana platform tersebut telah menciptakan "lingkungan yang memungkinkan" untuk pelecehan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar.

Menurut perkiraan, sekitar 10.000 Muslim Rohingya dibunuh di Myanmar pada tahun 2017 saja . Tindakan keras itu dilakukan oleh militer.

Myanmar adalah negara mayoritas Buddha, dan genosida memaksa banyak Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh dan India, di mana banyak yang tinggal di kamp-kamp pengungsi.***

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x