- Batuk
- Kelelahan
- Penyumbatan
- Pilek
- Sakit kepala
Baca Juga: Mengejutkan, MasterChef Indonesia Season 9 Penuh Haru Setelah Noni Pulang
Maya Ramagopal, MD, FAAP, profesor pediatri di Rutgers-Robert Wood Johnson Medical School, mengatakan "gejala [pada anak-anak] dapat serupa dengan yang terlihat pada orang dewasa."
Daniel S. Ganjian, MD, FAAP , dokter anak di Pusat Kesehatan Providence Saint John di California, mengatakan belum melihat banyak kasus anak-anak yang kehilangan indera perasa dan penciuman, layaknya gejala virus corona varian lainnya.
“Yang biasa kita lihat adalah demam, batuk, dan pilek—itulah Omicron,” katanya. “Terkadang kita juga melihat muntah dan diare.”
Baca Juga: Sudah Berjalan Hampir 25 Tahun, Komik Ini Belum Selesai Malah Makin Seru
Ia mengatakan anak-anak dengan Omicron mungkin juga mengalami Croup, batuk yang terdengar keras seperti suara anjing laut ketika mereka batuk.
Croup sendiri adalah penyakit umum pada anak-anak yang menyebabkan pembengkakan pada kotak suara (laring) dan tenggorokan (trakea). Pembengkakan itu menyebabkan saluran udara di bawah pita suara menyempit, membuat pernapasan menjadi bising dan sulit.
Croup paling sering terjadi pada anak-anak antara usia tiga bulan sampai lima tahun. Setelah usia itu, itu tidak terlalu umum karena tenggorokan pada anak yang lebih besar lebih besar dan pembengkakan cenderung tidak mengganggu pernapasan mereka.
Meskipun sebagian besar gejala yang diungkap dokter di atas terjadi pada anak-anak, tak menutup kemungkinan hal yang sama bisa terjadi pada bayi.***