Berita KBB - Tanggal 23 Maret diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Meteorologi Dunia (HMD). Peringatan HMD ini mengacu pada konvensi meteorologi 23 Maret 1950.
Konvensi meteorologi 23 Maret 1950 tersebut merupakan rangkaian panjang dari berdirinya badan cuaca di bawah PBB yaitu Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO).
Peringatan HMD 2023 yang ke-73 ini bertema "The Future of Weather, Climate, and Water Across Generations" atau "Masa Depan Cuaca, Iklim, dan Air untuk Lintas Generasi".
Dalam puncak peringatan HMD 2023 di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang, Sumatera Barat, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, akibat perubahan iklim, gejala kekeringan dan banjir lebih sering terjadi.
Dwikorita menyebutkan, sebelumnya rentang waktu kejadian itu berkisar 50 hingga 100 tahun. Kini, rentang waktunya menjadi semakin pendek atau lebih frekuen dengan intensitas yang lebih tinggi atau durasi yang semakin panjang.
Ia memberi contoh munculnya siklon tropis Seroja yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur pada April 2021 lalu. Menurutnya, fenomena siklon harusnya jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia.
“Fenomena siklon bisa dikatakan sangat jarang terjadi terbentuk di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun, selama 10 tahun terakhir kejadian siklon tropis semakin sering terjadi," paparnya.