Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat serangan Israel mencapai 410 orang, termasuk 20 anak-anak. Sementara itu, menurut otoritas medis Israel, serangan roket Hamas telah menewaskan 700 orang Israel dan melukai lebih dari 2.000 orang lainnya.
Konflik ini merupakan yang terparah sejak tahun 2014, ketika perang selama 50 hari antara Israel dan Hamas menewaskan lebih dari 2.200 orang Palestina dan 73 orang Israel. PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia, China, dan negara-negara Arab telah mengecam kekerasan ini dan mendesak agar dilakukan gencatan senjata secepatnya.
Upaya diplomasi internasional untuk menghentikan kekerasan terus dilakukan oleh berbagai negara dan organisasi, termasuk PBB, AS, Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Eropa. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda gencatan senjata yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa operasi militer di Gaza akan berlanjut sampai tujuan keamanan Israel tercapai. Ia juga menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan menyebarkan propaganda palsu. Di sisi lain, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa serangan ini akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem. Ia juga menuntut agar Israel mengakhiri blokade yang telah diberlakukan di Gaza sejak tahun 2007.***