Sementara itu, Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan di Jenewa bahwa otoritas regulator nasional bisa saja menyetujui penggunaan produk medis di dalam yuridiksi mereka sendiri dalam situasi genting saat ini, namun menggambarkan langkah itu sebagai "solusi sementara".
Solusi jangka panjang ditentukan begitu uji klinis Tahap 3 selesai, kata pejabat WHO. Beijing tidak merilis penjelasan rinci mengenai program penggunaan darurat mereka.
Sedikitnya tiga calon vaksin COVID-19, termasuk dua yang dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG) yang didukung negara, dan satu dari Sinovac Biotech, semuanya dalam uji klinis Tahap 3 di luar negeri, masuk dalam program tersebut.
Vaksin eksperimental COVID-19 keempat yang dikembangkan oleh CanSino Biologics mendapat lampu hijau untuk penggunaan di kalangan militer China pada Juni.***