Niat Puasa Dzulhijjah, Arafah dan Tarwiyah Sebelum Idul Adha, Simak Penjelasannya

- 5 Juli 2022, 12:17 WIB
Niat Puasa Dzulhijjah, Puasa Tarwiyah, Puasa Arafah - Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha
Niat Puasa Dzulhijjah, Puasa Tarwiyah, Puasa Arafah - Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha /Dok. Media Blitar/Ayu Eviana
 
 
BERITA KBB - Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan penting dalam kalender islam. Dimana dibulan ini, sebagaian umat muslim dapat ibadah haji di Mekkah untuk memenuhi panggilan Allah ke Baitullah. Selain itu, bulan Dzulhijjah juga bertepatan dengan peringatan hari raya kurban atau Idul Adha.
 
Diketahui, bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah. 
 
Pada saat bulan haram ini, setiap seluruh umat muslim sangat dianjurkan untuk menjalankan puasa Dzulhijjah sebelum Hari Raya Idul Adha. 
 
 
Adapun puasa yang perlu kita amalkan yakni Puasa Dzulhijjah, Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah. Puasa kali ini pun sangat dianjurkan karena ada keutamaan karena masuk dalam 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah yang memiliki keistimewaan.
 
Maka dari itu, kita harus mengetahui niat puasa Dzulhijjah tersebut, karena hal tersebut sangat menentukan nilai dari amalan yang kali ini kita lakukan. 
 
Niat berpuasa Dzulhijjah ini dapat menjadi pembeda yakni membedakan mana puasa yang dilakukan untuk ibadah atau puasa yang dilakukan hanya kebiasaan belaka.
 
 
Berbeda dengan niat puasa wajib yang telah kita ketahui, niat puasa Dzulhijjah yang tergolong sunnah ini dapat dilakukan sejak Magrib hingga pagi hari.
 
Dalil disunnahkannya puasa Dzulhijjah disebutkan dalam sejumlah hadits sebagai berikut : 
 
Dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, dari istri-istri Nabi صلى الله عليه وسلم , mereka berkata: 
 
“Rasulullah SAW biasa berpuasa 9 hari di bulan Dzulhijjah, berpuasa di hari Asyura, berpuasa  tiga hari di setiap bulannya, puasa senin pertama dan juga hari kamis di setiap bulannya”. (HR. Abu Dawud).
 
Maka dari itu, adapun bacaan niat puasa sebelum Idul Adha yakni Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah, arab dan latin beserta artinya:
 
 
1. Niat Puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah)
 
 نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
 
Arab-latin: Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
 
Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala.
 
2. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
 
 نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
 
Arab-latin: Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala
 
Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta'ala.
 
3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
 
 نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
 
 Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
 
Artinya : Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala.
 
Terlepas dari itu, dilansir dari berbagai sumber, adapun 3 keutamaaan Puasa Dzulhijjah yang telah Berita KBB rangkum sebagai berikut :
 
1. Pahala Dilipatgandakan
 
Puasa Dzulhijjah memiliki nilai lebih dibandingkan berpuasa sunah di bulan yang lain karena pahalanya dilipatgandakan. 
 
Sebagaimana ungkapan imam As-Syarwani:
 
أَفْضَلُ الشُّهُوْرِ لِلصَّوْمِ بَعْدَ رَمَضَانَ الْأَشْهُرُ الْحُرُمُ وَأَفْضَلُهَا الْمُحَرَّمُ،  ثُمَّ رَجَبَ ثُمَّ الْحِجَّةُ ثُمَّ الْقَعْدَةُ
 
“Bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah bulan Ramadan adalah Al-Asyhur al-Ḥurum. Dan, yang paling utama dari keempatnya adalah bulan Muharam, Rajab, Dzulhijah, kemudian Dzulqa’dah.
 
2. Lebih Utama dari Jihad
 
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dari Sayyidina Abdullah ibn ‘Abbas, Rasulullah bersabda:
 
"مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ" -يَعْنِي عَشَرَ ذِي الْحِجَّةِ -قَالُوا: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: "وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلًا خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، ثُمَّ لَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ"
 
Tiada suatu hari pun yang amal saleh lebih disukai oleh Allah padanya selain dari hari-hari ini. Yakni sepuluh hari pertama dari Bulan Dzulhijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, "Dan juga lebih utama daripada berjihad di jalan Allah?"
 
Rasulullah Saw. menjawab: Dan juga lebih utama daripada berjihad di jalan Allah, terkecuali seseorang yang keluar dengan membawa hartanya untuk berjihad di jalan Allah, kemudian tidak pulang selain dari namanya saja.
 
3. Pembebas Api neraka
 
Hari Arafah Allah SWT paling banyak membebaskan manusia dari neraka. Ibunda kaum mukminin, Siti Aisyah Radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
 
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ ؟
 
Artinya: “Tidak ada hari di mana Allâh membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: Apa yang mereka inginkan?” [HR. Muslim no. 1348].***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x