Terkait peran KPK yang mengamankan Azis ini, Rocky menilai adanya konstelasi atau perubahan tatanan politik dalam Istana, mengingat Azis satu linier dengan rezim kekuasaan.
Dikatakan Rocky, perubahan konstelasi yang dimaksudnya adalah terhubung dengan desas-desus untuk memastikan koalisi yang menguatkan Jokowi.
Sehingga nantinya, bila ada pembicaraan antara Partai Golkar dan Nasdem, atau PKS dan PDIP, dikatakan oleh filsuf itu sebagai ‘skenario baru’.
Lebih lanjut, Rocky mengatakan, perencanaan politik istana akan berimbas pada putusan KPK atas kasus Azis Syamsudin lantaran dia adalah kader Golkar.
Sehingga, katanya, Azis yang duduk di kursi DPR memiliki kemampuan yang kuat untuk menghimpun kekuatan-kekuatan formal. Hal inilah yang nantinya memunculkan dua kemungkinan, apakah Jokowi yang pindah ‘gerbong’, atau justru Golkar menentang presiden.
“Paket yang sudah direncanakan untuk memulihkan semacam aura politik istana. Politik istana sekarang kan terbaca cuman semacam ketegangan antara Jokowi dan Megawati itu aja kan di periode keduanya. Kebetulan ada kasus ini dan blessing in disguise,” tuturnya.
Selama percaya kekuasaan, katanya, berpotensi bahwa kekuasaan retak, maka kasus Azis Syamsudin menjelaskan keretakan itu. ***