Kemudian, katanya, masyarakat mulai menghitung berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk operasi militer di Papua.
“Mungkin Rp 50 triliun, karena persenjataan harus baru, mendidik lagi pasukan baru, dan segala macam. Jadi, pemerintah hanya ingin mengalihkan isu ekonomi pada keamanan. Seolah dengan menaikan pemberitaan tentang Papua, ada semacam semangat nasionalisme ke sana,” katanya.
Namun, kata Rocky, untuk orang yang lebih mementingkan kebutuhan pokok, isu tersebut tak akan berpengaruh. Dia pun mengutip teori Abraham Maslow di mana manusia akan memenuhi terlebih dahulu kebutuhan pokoknya, baru kemudian kebutuhan rasa aman.
“Jadi, kalau pemerintah terus mengumbar ‘ada terorisme’, ‘kita perlu nasionalisme’, iya orang bilang ‘ gue lapar’, sopir angkutan umum mengeluh,” katanya menambahkan.
Sehingga, menurutnya, bila pemerintah berjanji sedang memperbaiki stabilitas itu hanyalah pernyataan semu.
Oleh karena itu, dalam tayangan video itu disebutkan pemerintah diharapkan untuk terbuka kepada masyarakat.***