BERITA KBB- Telah berlangsung Sebuah fenomena astronomi tahunan yaitu hujan meteor Bootid.
Lalu muncul pertanyaan apakah fenomena indah ini akan berbahaya bagi bumi? Berikut ini penjelasan dari pakar LAPAN mengenai fenomena tersebut.
Sebelumnya, sebuah fenomena astronomi akan kembali terjadi menjelang akhir bulan Juni 2022. Di mana Pada 27 Juni 2022 muncul fenomena hujan meteor Bootid.
Baca Juga: Kota Bandung dan Inggris Bahas Pemanfaatan Big Data
Hujan meteor Bootid adalah sebuah fenomena alam yang terjadi di setiap tahun di periode yang sama.
Apakah fenomena ini bisa disaksikan di Indonesia? Ya, Indonesia termasuk wilayah yang bisa menyaksikan fenomena ini.
Jam berapa bisa melihat fenomena hujan meteor Bootid pada 27 Juni 2022?
Baca Juga: Pemkot Bandung Akselerasi Penyesuaian Perda Dampak Penerapan UU Cipta Kerja
Fenomena ini bisa dilihat di arah Timur Laut saat senja atau sekira 30 menit setelah matahari terbenam.
Diperkirakan hujan meteor ini bisa dilihat pada pukul 20.00 sampai 20.30 waktu setempat.
Waktu tersebut seperti terjadi pada 2021, fenomena ini bisa diamati di wilayah Indonesia pada pukul 20.00-an waktu setempat.
Baca Juga: Telah Berlangsung, Hujan Meteor Bootid pada 27 Juni 2022, Bisa Disaksikan Langsung Tanpa Alat Bantu
Apakah hujan meteor ini berbahaya? Fenomena langit ini tidak berbahaya bagi bumi maupun makhluk hidup di dalamnya.
Bahkan, hujan meteor ini dapat disaksikan langsung tanpa alat bantu apapun alias hanya dengan mata telanjang.
Hal tersebut ditegaskan peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang bahwa hujan meteor Bootid dapat bervariasi.
Baca Juga: Cegah PMK, Pemkot Bandung Vaksin 200 Hewan Ternak
Intensitasnya kata dia, akan terjadi antara 0-100 meteor per jam ketika di zenit.
Fenomena ini juga dapat disaksikan tanpa bantuan alat alias dengan mata telanjang.
"Amati tanpa menggunakan alat bantu," ujarnya Sabtu, 25 Juni 2022.
Ditegaskan Andi bahwa jika akan merekam fenomena ini, maka perlu menggunakan bantuan kamera all-sky yang dapat merekam 360 derajat dan harus menghadapkannya ke zenit.***