"Enggak mudah untuk mencari penyebabnya, bukan hanya karena pola makan, tapi karena masalah faktor genetik," ujar Lies Dina Liastuti menuturkan. "Saat ini, (kasus itu) sedang diambil beberapa pemeriksaan yang belum keluar," ujarnya lagi.
Baca Juga: Tingkatkan Performa Kendaraan, Berikut 7 Keunggulan Oli Mesin Bagi Motor Matic Beserta Harganya
Kronologi terjadinya obesitas yang dialami oleh bayi Kenzie
Ibunda bayi itu, Pitria (40), mengungkap kronologi bagaimana anaknya didiagnosis menderita obesitas. Menurut Pitria, mulanya dia tidak mengira Kenzi mengidap obesitas karena Kenzi tampak masih dalam kondisi sehat dengan berat badan berlebihan itu, tidak ada keluhan sesak napas atau penyakit lainnya.
"Alhamdulillah anak saya normal, napasnya normal, tidak terlalu ngos-ngosan. Dia tidurnya saja juga terlentang," ujar Pitria. "Saya sudah konsultasi ke dokter, juga memang dia pertumbuhannya begitu," ujar dia.
Meski begitu, Pitria mengaku bahwa Kenzi amat bergantung pada susu formula yang bisa dikonsumsi empat kali dalam sehari.
Hingga akhirnya, Pitria menyadari Kenzi mulai bertambah berat badan saat menginjak usia enam bulan. "Karena tidak ASI, pakai susu formula. Sehari bisa empat kali minum susu. Sejak enam bulan (berat badan) mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus," ujarnya lagi.***